Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SEALs, Prajurit Pilihan Idola Hollywood

Kompas.com - 05/05/2011, 07:48 WIB

BAGI penggemar film-film aksi Hollywood, nama Navy SEALs (singkatan dari sea, air, and land/laut, udara, darat) sudah tak asing lagi. Ketangguhan dan kehebatan pasukan khusus Angkatan Laut AS ini sudah beberapa kali ditampilkan dalam film, misalnya Navy SEALs (1990) yang dibintangi Charlie Sheen, The Rock (1996) yang menampilkan Sean Connery dan Nicolas Cage, serta G.I. Jane (1997) dengan bintang Demi Moore.

Pasukan khusus ini mulai dikenal luas sejak keterlibatan mereka dalam Perang Vietnam, perang besar pertama yang mendapat liputan masif televisi. Dalam perang itu, prajurit-prajurit SEALs dikabarkan mampu bertarung satu lawan satu dengan tentara Vietcong dan terlibat dalam operasi-operasi rahasia bersama CIA.

Namun, bagi para mantan anggota Navy SEALs, citra yang ditampilkan Hollywood dan dunia budaya pop itu jauh dari kenyataan. "Orang-orang yang ingin jadi Rambo biasanya justru tidak lulus pelatihan SEALs. Jika Anda tidak bisa menjadi anggota tim yang baik, sekaligus bisa berfungsi secara mandiri, biasanya tak akan tahan lama dalam latihan SEALs," tutur Brandon Tyler Webb, mantan penembak jitu SEALs.

Di dalam Navy SEALs, terdapat kesatuan yang lebih elite bernama Naval Special Warfare Development Group (sering disingkat DevGru) atau lebih populer dengan sebutan SEALs Team Six (ST6).

Kesatuan elite

DevGru atau ST6 merupakan satu dari dua pasukan elite AS yang berisi prajurit-prajurit pilihan dan berkemampuan khusus untuk menjalankan operasi-operasi militer rahasia. Tandingan DevGru adalah pasukan elite 1st Special Forces Operational Detachment-Delta atau disingkat Delta Force dari Angkatan Darat AS.

Media-media utama di AS menyebut penyerbuan rumah Osama bin Laden yang menewaskan pemimpin Al Qaeda itu di Abbottabad, Pakistan, Senin lalu, dilaksanakan oleh tim ST6 ini.

Meski demikian, konfirmasi langsung dari para prajurit yang terlibat dalam operasi tersebut mungkin tak akan pernah terjadi karena kerahasiaan menjadi hal yang paling dijunjung tinggi dalam kesatuan elite itu. "Menjadi profesional yang diam. Tak ada tempat buat para pembual dan orang banyak omong di SEALs," tutur Chris Heben, mantan anggota SEALs selama 10 tahun.

Bahkan, para mantan anggota SEALs yang diwawancara CNN menjadi sangat berhati-hati saat membicarakan DevGru atau ST6. Mereka hanya mengatakan, seorang prajurit dipilih oleh atasannya untuk masuk ke dalam unit khusus karena memiliki spesialisasi kemampuan tertentu.

Akan tetapi, mereka juga harus mampu mengerjakan tugas anggota tim yang lain apabila anggota tim yang bersangkutan terluka atau tewas dalam pertempuran. "Mereka harus menjadi lebih dari sekadar prajurit terampil," kata Webb.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com