DAHONO FITRIANTO
Mempertanyakan keabsahan seseorang menjadi kepala pemerintahan suatu negara, apalagi negara terkuat dan paling berpengaruh di dunia, itu sah-sah saja. Konstitusi Amerika Serikat (AS) jelas menyebutkan, presiden dan wakil presiden AS harus warga negara AS yang lahir di wilayah AS.
Para penggagas dan simpatisan gerakan ”birther” pun mempertanyakan keabsahan Obama sebagai presiden AS karena menduga presiden kulit hitam pertama AS itu tak dilahirkan di wilayah AS. Ada yang bilang dia lahir di kampung halaman ayahnya di Kenya. Ada pula yang menduga dia lahir di Indonesia.
Namun, saat bukti-bukti konkret dalam jumlah berlimpah telah ditunjukkan dan orang- orang ini tetap ngotot dengan berbagai macam alasan, pasti ada sesuatu yang salah. Terakhir, setelah Gedung Putih menunjukkan sertifikat akta kelahiran versi panjang, yang dituntut oleh Donald Trump, orang-orang ini kembali berkoar meragukan keaslian akta tersebut.
Orly Taitz (50), pengacara berdarah Rusia yang dijuluki Ratu Birther, mengatakan, pada bagian isian ras dalam akta kelahiran tersebut tertulis ”African” untuk menunjukkan ras ayah Obama (yang memang asli Afrika). Padahal, menurut dia, pada tahun 1961 saat Obama dilahirkan, belum ada aturan kesopanan untuk menyebut orang kulit hitam sebagai ”African”.
”Tahun itu, saat orang menuliskan ras (dalam akta kelahiran), mereka akan menulis ’Negro’, bukan ’African’. Sepertinya (akta kelahiran) itu ditulis zaman sekarang,” tutur Taitz, seperti dikutip laman berita komunitas warga Afrika-Amerika di AS, TheGrio.com.
Wajar saja jika muncul dugaan ada motif rasisme di balik kontroversi ini. Reporter Rachel Rose Hartman menulis di kolom politik The Ticket di Yahoo!News, Rabu (27/4), Obama adalah presiden pertama AS yang dipertanyakan kewarganegaraannya.
Bahkan saat rival Obama dalam pemilu presiden 2008, Senator John McCain dari Partai Republik, menghadapi pertanyaan yang sama waktu itu, isunya segera menguap setelah pengacaranya menyatakan dia sah menjadi calon presiden (capres). McCain sempat dipermasalahkan karena lahir di pangkalan udara milik Angkatan Laut AS di Zona Terusan Panama di Panama.