Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rudal Rusia, Rudal China, dan Pertahanan Perbatasan

Kompas.com - 25/04/2011, 03:01 WIB

Selangkah demi selangkah upaya membangun pertahanan Republik Indonesia dibangun sejak krisis Timor Timur tahun 2000. Embargo senjata dari Amerika Serikat membuat Indonesia beralih kepada dua negara yang sempat menjadi sahabat erat pada era Soekarno, yakni Rusia dan China.

Salah satu jenis persenjataan dari Rusia dan China yang memperkuat pertahanan Indonesia adalah peluru kendali. Peluru kendali paling canggih yang dimiliki adalah jenis Yakhont buatan Rusia dengan jarak jelajah (cruising range) 300 kilometer. ”Ini merupakan rudal dengan jangkauan terjauh yang saat ini kita miliki,” ujar Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur Laksamana Pertama Soleman Banjar Nahor, dalam latihan penembakan rudal Yakhont di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4) pekan lalu.

Keberadaan Yakhont memang strategis bagi pertahanan Indonesia. Jangkauan 300 kilometer yang dimiliki Yakhont seandainya ditempatkan di pesisir timur dan utara Sumatera dapat menjangkau Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, serta Kepulauan Nicobar dan Andaman. Seandainya digelar di Kepulauan Natuna-Anambas, rudal tersebut dapat mencapai sasaran di sekitar Kepulauan Spratly dan Paracel, yang menurut pengamat Barat dapat menjadi potensi konflik pada masa depan karena pertentangan China-Amerika Serikat (AS) yang tentu saja akan berdampak pada ASEAN.

Seandainya digelar di wilayah timur Indonesia, di kawasan Sulawesi Utara, Maluku Utara, atau Papua, rudal Yakhont dapat menjangkau sasaran di Filipina selatan hingga Guam, yang menjadi salah satu basis militer terdepan AS. Adapun di wilayah selatan, di sekitar Kupang dan perairan Timor, rudal tersebut dapat menjangkau sasaran di Darwin dan sebagian kawasan Northern Territory Australia.

Soleman menambahkan, saat ini platform penembakan rudal Yakhont baru dimiliki kapal Armada RI Kawasan Timur yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kapal milik Armada RI Kawasan Barat. ”Ke depan Armabar juga akan mampu mengoperasikan Yakhont,” tutur dia.

Seorang perwira muda di Komando Lintas Laut Militer mengatakan, Yakhont dapat ditembakkan dari beragam platform, seperti silo-penyimpanan rudal-di darat, kendaraan tempur, hingga pesawat tempur pengebom seperti Sukhoi. Penembakan melalui pesawat tempur pengebom tentu menambah jauh jangkauan serangan rudal Yakhont!

Rudal dengan hulu ledak (warhead) 300 kilogram bahan peledak itu memiliki dimensi panjang 8,9 meter, diameter 72 sentimeter, dan memiliki kecepatan maksimum hingga 2,5 mach (kecepatan suara). Dalam uji tembak di Samudra Hindia di selatan Selat Sunda, rudal Yakhont menjangkau sasaran di lautan sebelah selatan Pulau Enggano yang berjarak 250 kilometer dalam enam menit saja.

Kepala Pusat Penerangan Umum Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, keberadaan rudal Yakhont dalam persenjataan TNI lebih ditujukan sebagai detterent (penangkal) terhadap upaya agresi ataupun tindakan tidak bersahabat dari negara tetangga. ”Tentu saja kita mengutamakan perdamaian ASEAN. Apalagi Indonesia adalah negara yang menjadi teladan di ASEAN,” ungkapnya lagi.

Rudal China

Selain persenjataan Rusia, rudal buatan China juga memperkuat persenjataan TNI. Soleman menceritakan adanya rudal buatan China tipe C-802A dan C-705. Rudal itu merupakan jenis ”Exocet” buatan China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com