Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami Memang Hantam Ekonomi

Kompas.com - 12/04/2011, 20:51 WIB

TOKYO, KOMPAS.com —  Dampak ekonomi gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang lebih buruk dari yang diperkirakan sebelumnya, Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Jepang Kaoru Yosano mengatakan itu sebagaimana dikutip Selasa (12/4/2011). Kaoru Yosano mengatakan, reaksi dari bencana yang melanda negara itu bulan lalu akan dirasakan secara luas.

"Pukulan bagi perekonomian lebih besar dari yang diperkirakan," kata Yosano, harian bisnis Nikkei melaporkan.  

"Kerusakan berkisar luas. (Tsunami) melanda wilayah yang mempunyai  manufaktur canggih serta industri primer. Saya pikir pukulan ke ekonomi lebih besar dari ekspektasi awal kami," kata Yosano menambahkan.   

Bencana 11 Maret itu telah menjerumuskan Jepang ke dalam krisis terburuk sejak Perang Dunia (PD) II, melepaskan sebuah tsunami yang menyapu kota-kota di sepanjang pantai timur laut mengakibatkan lebih dari 27.000 orang tewas atau hilang dan memicu krisis nuklir.    

Dengan infrastruktur yang rusak, rantai pasokan utama telah rusak dan kekurangan daya listrik telah melumpuhkan produksi untuk perusahaan-perusahaan terbesar Jepang, seperti Sony, Toyota, dan Honda. Produksi luar negeri juga telah berkompromi, dengan kekurangan komponen dari Jepang yang mempengaruhi pasar global.    

Banyak yang memperkirakan Jepang meluncur ke resesi sementara sebagai akibat dampak dari bencana.  Survei  Tankan Bank Sentral Jepang (BOJ) pekan lalu menunjukkan  kepercayaan bisnis Jepang dalam prospek untuk tiga bulan ke depan telah jatuh. Jepang mengatakan, biaya pembangunan kembali bisa sebanyak 295 miliar dollar AS. Perkiraan tersebut tidak termasuk potensi biaya dari kontaminasi makanan dan air bersih dari PLTN Fukushima Daiichi yang lumpuh.    

Gelombang rakasa menyingkirkan sistem pendingin reaktor di PLTN sebelah utara Tokyo,  menyebabkan ledakan dan melepaskan radiasi. Puluhan ribu orang telah dievakuasi dari radius 20 kilometer (12 mil) sekitar PLTN di tengah kontaminasi menakutkan yang telah menyebabkan pembatasan dan larangan luar negeri atas impor  produk pertanian Jepang. Saham Tokyo turun 1,69 persen pada Selasa di tengah kekhawatiran bagi perekonomian.     Komentar Yosano datang sehari setelah Dana Moneter Internasional menurunkan perkiraan pertumbuhan Jepang 2011, mengutip ketidakpastian besar yang menggantung di atas perekonomian terbesar ketiga  dunia sebulan setelah gempa besar.    

Sebuah tugas mahabesar pembangunan kembali  akan diperlukan, namun Jepang menghadapi tantangan besar dalam pembiayaan itu tanpa memperluas utang publik yang sudah menjadi yang terbesar negara-negara industri  sekitar 200 persen dari PDB.     Lembaga pemeringkat Standard & Poor’s pada Januari memangkas rating kredit Jepang untuk pertama kalinya sejak 2002, dan pada Februari Moody’s menurunkan prospek untuk utang negara Jepang menjadi negatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com