Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Rasis Australia Berkiprah Lagi

Kompas.com - 12/04/2011, 07:52 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com -  Politisi yang dikenal karena sikap anti-imigran asal Asia, Pauline Hanson (56), diduga kuat akan kembali ke panggung politik Australia. Hanson diprediksi memenangi satu kursi di parlemen Negara Bagian New South Wales, Australia.

Analis politik dari Australia Broadcasting Corporation (ABC), Antony Green, mengatakan, Senin (11/4), Hanson unggul hingga 6.000 suara terhadap rivalnya, kandidat Partai Hijau Australia, Jeremy Buckingham. Keduanya memperebutkan kursi terakhir dari 21 kursi majelis tinggi parlemen New South Wales, negara bagian berpenduduk terpadat di Australia.

Hasil resmi penghitungan suara pemilu legislatif, yang digelar 26 Maret lalu, itu baru diumumkan hari Selasa ini. Namun, lanjut Green, dengan jumlah suara yang masuk sudah mencapai 91 persen, kemungkinan besar Hanson akan menang.

Meski demikian, Partai Hijau belum mengaku kalah. Menurut John Kaye, juru bicara bidang pemilu partai di New South Wales, keunggulan sementara Hanson baru didapatkan dari penghitungan suara utama (primary vote). ”Saat ini dia memang unggul 6.000 suara. Namun, begitu penghitungan preferensial mulai dilakukan, kami akan unggul 10.000 suara,” tutur Kaye.

Australia menganut sistem preferensial dalam pemilu, yang memungkinkan pemilih tidak sekadar mencoblos partai pilihan mereka, tetapi juga mengurutkan preferensi calon wakil rakyat yang mereka kehendaki. Sistem yang kompleks ini memungkinkan hasil akhir pemilu bisa berbeda sama sekali dengan prediksi hasil penghitungan cepat.

Kontroversial

Nama Pauline Hanson menjadi populer dengan pandangannya yang kontroversial terkait imigran di Australia. Ia pernah memperingatkan, Australia bisa dibanjiri imigran dari Asia.

Saat berkampanye dalam pemilihan anggota senat parlemen nasional Australia tahun 2007, Hanson bahkan terang-terangan menyarankan larangan arus imigran Muslim masuk ke Australia untuk ”melindungi budaya Australia”. Ia kalah dalam pemilu waktu itu.

Hanson pertama kali muncul pada pertengahan 1990-an setelah berhasil menjadi anggota parlemen nasional mewakili Negara Bagian Queensland. Ia mendirikan Partai Satu Bangsa (One Nation Party), yang mengusung kebijakan anti-imigrasi dan mendukung proteksi sistem perdagangan.

Awal tahun lalu, Hanson sempat membuat heboh dengan mengumumkan akan menjual rumahnya di Australia dan pindah ke Inggris. Namun, rencana itu ia batalkan. Ia justru pindah ke kota Corlette di pantai utara New South Wales. Beberapa minggu sebelum hari pemungutan suara, tiba-tiba ia mengumumkan akan maju dalam persaingan memperebutkan kursi di majelis tinggi.

Pemilu legislatif tersebut mengakhiri dominasi Partai Buruh (partai Perdana Menteri Julia Gillard) di New South Wales selama 16 tahun terakhir. Koalisi Partai Konservatif berhasil memenangi mayoritas kursi di majelis rendah, sedangkan di majelis tinggi berhasil meraih 11 dari 21 kursi. (AFP/ABC.NET.AU/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com