Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencurian dan Penjarahan Marak

Kompas.com - 23/03/2011, 08:47 WIB

KESENNUMA, KOMPAS.com — Di tengah kekaguman dunia akan ketertiban yang terus terjaga pascabencana gempa dan tsunami di Jepang, berbagai insiden pencurian dan penjarahan dilaporkan mulai terjadi di beberapa titik di lokasi pusat bencana.

Shinkin Bank melapor kepada polisi, Selasa (22/3), bahwa salah satu kantor cabangnya di kota Kesennuma, Prefektur Miyagi, dijarah orang. Uang sebanyak 40 juta yen (sekitar Rp 4,3 miliar) dilaporkan amblas dari lemari besi bank tersebut.

Polisi menduga lemari besi bank itu terbuka terkena hantaman tsunami, Jumat pekan lalu. ”Bank itu diterjang air bah, yang memorakporandakan segala sesuatu. Semua berantakan. Seseorang mencuri uang itu di tengah-tengah situasi chaos,” tutur polisi setempat.

Penjarahan dan pencurian juga mulai dilaporkan di Prefektur Iwate, salah satu prefektur yang terkena dampak terparah gempa dan tsunami pekan lalu. Kasus yang terjadi antara lain penjarahan rumah-rumah kosong, pembongkaran mesin ATM, dan penyedotan bahan bakar dari bangkai-bangkai mobil tak bertuan.

”Karena kami terlalu sibuk dengan operasi pencarian dan penyelamatan, dilanjutkan dengan pembersihan, sulit bagi kami untuk mengawasi kemungkinan penjarahan. Kami mulai menerima laporan tentang pencurian dan penjarahan ini dan mulai melakukan penahanan. Kami sangat prihatin dan ingin menghentikan semua ini,” ujar Hironori Kodashima, wakil kepala kepolisian di kota nelayan Kamaishi, Iwate.

Karena kurang makan

Kodashima menambahkan, polisi sudah menahan seseorang yang tertangkap saat berusaha membongkar mesin ATM untuk mengambil uang di dalamnya. ”Secara umum, orang mulai menjarah karena mereka kekurangan uang dan makanan. Mereka juga nekat masuk dan mencuri di rumah-rumah kosong karena rumah itu tidak berpenghuni lagi,” ujarnya.

Meski skala kejahatan yang terjadi masih sangat rendah, tindakan para pencuri tersebut membuat warga geram. Apalagi dengan indikasi makin banyak orang dari luar kawasan yang datang hanya untuk mencuri.

”Saya bisa bertahan hidup di pengungsian dengan segala penderitaannya, tetapi saya benar-benar tidak tahan dengan para pencuri. Saya telah kehilangan segalanya dan mereka datang untuk mencari uang. Sungguh menjijikkan!” ucap Masayuki Sasaki (42), yang kehilangan ibunya saat tsunami melanda.

”Mereka mencuri barang-barang dari toko dan rumah-rumah yang hancur. Mereka juga mencuri rokok dan bir. Ini sangat mengejutkan,” ungkap Masuya Misato (33) dari Kamaishi.(AP/AFP/DHF) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com