Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Terlambat untuk Berkaca pada Jepang

Kompas.com - 14/03/2011, 04:21 WIB

Sebuah kereta cepat baru yang memanfaatkan teknologi magnet diluncurkan di Jepang pada pekan pertama Maret. Kecepatan kereta Hayabusa ini akan mengalahkan kecepatan kereta Shinkansen yang sangat terkenal sebelumnya.

Jaringan Shinkansen mempunyai lima rute yang menyebar dari Tokyo dan Osaka. Selama ini belum pernah terjadi kecelakaan operasional yang fatal sehingga Shinkansen dianggap merupakan sistem kereta api berkecepatan tinggi yang paling aman di dunia.

Kecepatan Shinkansen tercatat mencapai 200-250 kilometer per jam, sementara kecepatan Hayabusa yang disebut kereta elang ini, karena moncongnya panjang seperti paruh burung elang, bisa mencapai 300 kilometer per jam. Tahun depan kecepatan Hayabusa akan ditingkatkan mencapai 320 kilometer per jam

Dengan kecepatan seperti ini, perjalanan sejauh 675 kilometer hanya akan ditempuh dalam waktu tiga jam 10 menit. ”Penumpang akan menikmati perjalanan yang tidak berisik, melalui lintasan lurus dan terowongan yang membelah pegunungan di pedesaan Jepang,” kata operator East Japan Railway Co, seperti dikutip Physorg.com.

Selain waktu yang sangat cepat, kereta ini juga memberikan layanan makanan dan minuman bak di kelas bisnis pesawat terbang. Interior di dalamnya juga seperti pesawat terbang. Untuk semua layanan ini, penumpang dikenai tarif 26.360 yen atau sekitar Rp 2,8 juta. Pemerintah Jepang berharap keberadaan kereta supercepat bisa menjadi alternatif pengganti pesawat terbang untuk perjalanan jauh. Apalagi daya angkut kereta api jauh lebih banyak ketimbang pesawat terbang.

Pemerintah Jepang memang sangat memandang penting angkutan massal. Dengan angkutan massal, segala sesuatu menjadi lebih efisien. Tidak hanya angkutan luar kota. Di dalam kota pun Pemerintah Jepang menjadikan angkutan kereta sebagai tulang punggung transportasi mass rapid transit (MRT) yang ada di kota Tokyo boleh jadi MRT yang paling bikin puyeng sedunia.

Jika melihat peta jalur MRT, maka akan terlihat tumpukan 12 jalur warna-warni yang begitu banyak, saling silang, dan layanannya mencapai ratusan kilometer. Menumpuknya jalur MRT itu karena Pemerintah Tokyo ingin agar setiap tempat bisa dijangkau oleh MRT.

Dengan demikian, warga akan meninggalkan mobilnya di rumah. Bahkan sebagian besar dari mereka memilih untuk tidak membeli mobil.

Dengan naik MRT, mereka tidak perlu terjebak di kemacetan, tidak boros bensin, tidak perlu membayar pajak kendaraan, dan juga tidak berpartisipasi dalam polusi udara. Layanan angkutan kereta ini digunakan jutaan orang setiap hari untuk pergi ke dan pulang dari tempat kerja atau sekolah.

Mereka senang naik kereta karena terjaga kebersihannya dan ketepatan waktunya. Seorang penumpang bisa memperkirakan perjalanannya karena jadwal kereta tidak pernah meleset.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com