Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jet Tempur Khadafy Hadang Pembrontak

Kompas.com - 08/03/2011, 06:15 WIB

RAS LANOUF, KOMPAS.com - Jet-jet tempur Libya meluncurkan serangan udara, Senin (7/3/2011), terhadap para pejuang oposisi yang sedang berkumpul di sebuah pelabuhan minyak di pantai Laut Tengah. Serangan itu terjadi pada hari kedua pasukan Khadafy melancarkan serangan dengan senjata berat untuk menghadang laju para pemberontak menuju ibukota Tripoli yang menjadi basis Khadafy.

Serangan balasan itu menghentikan satu upaya para pemberontak yang dimulai pekan lalu untuk memperluas kendali mereka dari wilayah timur negara itu, yang telah berada di tangan oposisi sejak pemberontakan untuk menggulingkan Khadafy dimulai pada 15 Februari. Para pemberontak berjuang untuk mempertahankan jalur pasokan senjata, amunisi dan makanan yang kebanyakan berupa makanan cepat saji, kue, dan ikan tuna dalam kaleng.

Para pemberontak mengatakan, mereka dapat mengatasi pasukan elit Khadafy di daratan, tetapi tidak berdaya jika ia menggunakan kekuatan udaranya. Seorang pejuang, Ali Suleiman, memohon pemerintah Barat untuk memberlakukan zona larangan terbang demi melindungi mereka dari serangan lebih lanjut saat mereka menunggu peluncur roket, tank dan senjata berat lainnya yang akan dipasok dari markas mereka dari kota Benghazi, yang terletak di timur Libya. "Kami tidak ingin intervensi militer asing, tapi kami sangat menginginkan zona larangan terbang. Kami semua menunggu hanya satu hal itu," katanya.

Amerika Serikat telah menggerakan pasukan militernya lebih dekat ke pantai Libya untuk mendukung permintaannya agar Khadafy mundur dari jabatannya. Namun zona larangan terbang bisa memakan waktu berminggu bagi mengaturnya, dan Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, telah menegaskan bahwa hal itu harus didahului oleh operasi militer untuk mengambil alih pertahanan udara Libya. Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, Minggu, juga mengatakan, zona larangan terbang di atas Libya masih dalam tahap perencanaan awal dan pihaknya mengesampingkan penggunaan pasukan darat.

Libya tampaknya bergeser menuju perang saudara yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, saat pemberontak mencoba untuk mengusir Khadafy yang telah bercokol 41 tahun. Penggunaan serangan udara menandakan kekhawatiran rezim Khadafy. Rezim itu juga tampaknya ingin untuk memeriksa kemajuan kekuatan pemberontak terhadap kota Sirte, kampung Khadafy dan basis dukungan bagi pemimpin tersebut. Pasukan anti-Khadafy akan mendapatkan dorongan semangat besar jika mereka dapat menaklukan Sirte, satu hambatan terbesar dalam laju mereka menuju Tripoli.

Pusat-pusat penduduk Libya terletak di sepanjang jalan utama yang memanjang dari timur ke barat negara itu di sepanjang pantai Laut Tengah dan perjuangan untuk mengontrol negara itu sedang dilancarkan pemerintah dan para pemberontak yang berusaha mendorong garis depan mereka menuju ibukota yang terletak di barat. Sebuah pasukan yang diperkirakan beranggota 500 hingga 1.000 pejuang sedang mendorong garis depannya menyusuri jalan raya menuju Tripoli ketika diusir dari kota Bin Jawwad, 375 timur dari tripoli, pada hari Minggu oleh pasukan pro-Khadafy yang menggunakan helikopter tempur, artileri dan roket. Pertempuran itu menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 59, kata pejabat medis.

Para pemberontak tengah berkumpul kembali di sekitar 40 kilometer di arah timur di Ras Lanouf, saat jet-jet tempur MiG menghadang mereka, Senin, sebelum meluncurkan serangan udara di belakang garis depan mereka pada pagi dan sore hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com