Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencegahan Hepatitis B pada Bayi

Kompas.com - 10/01/2011, 10:06 WIB

Saya seorang perawat perempuan yang sudah tiga tahun ini bekerja di salah satu rumah sakit. Rumah sakit kami bulan lalu mengadakan vaksinasi Hepatitis B untuk tenaga kesehatan, termasuk perawat. Saya mengikuti program tersebut, tetapi pada waktu skrining diketahui HBsAg saya positif dan anti-HBs saya negatif. Saya tak dapat mengikuti program vaksinasi tersebut karena sudah tertular Hepatitis B.

Pemeriksaan lebih lanjut pada dokter spesialis penyakit dalam menyimpulkan bahwa saya merupakan karier Hepatitis B. Kata dokter, dalam tubuh saya terdapat virus Hepatitis B, tetapi virus tersebut tak menimbulkan penyakit pada tubuh saya, tetapi saya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.

Saya dianjurkan tidak menjadi donor darah. Persoalan yang saya hadapi adalah tahun depan saya merencanakan untuk menikah. Apa yang harus kami lakukan agar suami saya tak tertular Hepatitis B. Bagaimana dengan anak saya nanti karena saya mengetahui Hepatitis B dapat menular dari ibu hamil ke bayinya.

Dapatkah dilakukan pencegahan kepada bayi saya nanti agar tak tertular Hepatitis B? Benarkah bayi yang tertular Hepatitis B dari ibunya cenderung akan menjadi Hepatitis kronis? Bagaimana dengan perkembangan terapi Hepatitis B, dapatkah obat herbal menyembuhkan Hepatitis B? Terima kasih atas penjelasan dokter. M di J

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar setiap petugas kesehatan mempunyai antibodi terhadap Hepatitis B. Dalam pekerjaannya sehari-hari, petugas kesehatan berisiko jauh lebih tinggi tertular Hepatitis B dibandingkan bukan petugas kesehatan. Ini dapat dimengerti karena petugas kesehatan sering kali terpajan cairan tubuh penderita.

Kita mengetahui bahwa penularan Hepatitis B terjadi melalui cairan tubuh. Penularan tersebut dapat terjadi vertikal, yaitu dari ibu hamil ke bayinya dan horizontal dari seorang yang mengidap Hepatitis B ke orang lain. Penularan horizontal Hepatitis B melalui transfusi darah, misalnya, dapat terjadi sehingga pemerintah menerapkan semua darah yang akan ditransfusikan harus diskrining Hepatitis B terlebih dahulu. Dengan maraknya kasus HIV di Indonesia, sejak tahun 1992 darah yang akan ditransfusikan, selain diskrining Hepatitis B, juga diskrining untuk HIV.

Hepatitis virus merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia. Jumlah pengidap Hepatitis B di dunia diperkirakan sekitar 400 juta orang. Itulah sebabnya mulai tahun ini WHO menetapkan Hepatitis Day pada bulan Juli untuk mengingatkan bahwa Hepatitis virus merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus diatasi bersama.

Di Indonesia kekerapan Hepatitis B juga tinggi berkisar 5 persen-8 persen. Upaya untuk mencegah penularan Hepatitis B adalah dengan menerapkan hidup bersih serta menjalani vaksinasi.

Hasil vaksinasi di Pulau Lombok pada tahun 1987 berhasil menurunkan kekerapan Hepatitis B pada anak di bawah usia empat tahun dari 6,2% menjadi 1,4%. Berdasarkan pengalaman manfaat vaksinasi Hepatitis B di beberapa provinsi akhirnya pemerintah sejak 1 Maret 1997 memasukkan vaksinasi Hepatitis B dalam program imunisasi rutin.

Manfaat vaksinasi Hepatitis B akan meningkat jika pemberian vaksin pertama kali dilaksanakan secara dini, yaitu pada usia bayi 0 sampai 7 hari. Karena sebagian bayi di Indonesia lahir di luar layanan kesehatan (dukun bersalin), diperlukan koordinasi dengan dukun bersalin untuk meningkatkan cakupan vaksinasi Hepatitis B pada bayi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com