Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Server' WikiLeaks di Bungker Tahan Nuklir

Kompas.com - 10/12/2010, 22:15 WIB

STOCKHOLM, KOMPAS.com — Di satu kawasan, di salah satu wilayah paling keren di Stockholm, sebuah bukit berselimut salju yang di ujungnya berdiri sebuah gereja, tersembunyi bungker anti-serangan nuklir dan menjadi pusat data masa depan untuk 8.000 server, yang dua di antaranya milik WikiLeaks.

"Segala gemuruh global (yang terjadi sekarang) diciptakan oleh dua kotak kecil ini," kata Jon Karlung, kepala dan pendiri Bahnhof, salah satu perusahaan penyedia server untuk laman penyingkap aib itu.

Karlung berdiri di atas lantai sambil menunjuk dua kotak plastik hitam pipih yang dikelilingi kabel-kabel. Setiap kedipan berwarna biru menandakan kotak-kotak itu dalam keadaan aktif.

Server-server itu tersimpan di lemari putih terkunci yang berjejer dengan barisan lemari putih lainnya di sebuah ruang besar berdinding cadas yang menyambung langsung ke tebing gunung.

Kubah itu riuh rendah oleh bunyi server dan putaran kipas angin yang diperlukan untuk mendinginkan server-server tersebut.

Pengusaha bermantel ini menutup pintu lemari putih tersebut dan melanjutkan untuk memandu ke aula data yang menjadi pusat perhatian dunia.

Data tersebut menghebohkan dunia setelah WikiLeaks, yang menjadi kliennya sejak Oktober, mulai menyebarkan rangkaian kawat rahasia milik kedubes-kedubes AS di seluruh dunia.

Dari pengakuan pimpinannya, pusat data itu diperlakukan sepenting data yang lainnya, dan WikiLeaks diperlakukan sama dengan klien-klien Bahnhof lainnya, yang melanggani jasa server perusahaan itu.

Tempat itu kelihatan seperti dalam gambaran fiksi ilmiah atau film-film spionase, dan mewakili karakter rahasia dari penyewanya yang saat ini menjadi orang yang paling digunjingkan dunia, yaitu pemimpin WikiLeaks yang misterius, Julian Assange.

Assange kini menghuni bui di London dan menunggu persidangan untuk ekstradisinya ke Swedia, di mana dia diinginkan untuk dijebloskan karena tuduhan serangan seksual.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com