BALI, KOMPAS.com — Demokrasi bukan hanya sebuah konsep suatu negara belaka. Akan tetapi, juga konsep antarnegara yang bisa mendorong penyelesaian konflik secara damai. Semangat demokrasi yang menghormati hubungan antarnegara sebenarnya bisa digunakan untuk menyelesaikan perseturuan Korea Selatan dengan Korea Utara yang kini terjadi.
Untuk itulah, Bali Democracy Forum (BDF) yang ketiga dilaksanakan dengan tema demokrasi sebagai upaya pencegahan dan penyelesaian konflik. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan hal itu saat ditanya pers seusai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Nusa Dua, Bali, Rabu (8/12/2010) malam ini.
Marty ditanya pers perihal pelaksanaan pertemuan ketiga BDF di Nusa Dua, Bali, yang akan dimulai pada Kamis (9/12/2010). Pertemuan BDF yang berlangsung selama dua hari, hingga Jumat (10/12/2010) mendatang, itu akan dibuka oleh Presiden Yudhoyono, Rabu pukul 10.00 Wita.
Kali ini, BDF akan diikuti 71 negara dan peninjau, termasuk Presiden Korsel Lee Myung-bak. BDF yang dimulai sejak 2008 lalu diikuti 40 negara dan peninjau. Selanjutnya, pada tahun 2009, BDF diikuti oleh 48 negara dan peninjau.
"Tahun demi tahun, demokrasi semakin terkonsolidasi sebagai bagian dari arsitektur demokrasi di kawasan Asia. Konsolidasi demokrasi akan digunakan dalam perkembangan kondisi sekarang untuk penyelesaian konflik Korsel dengan Korut," tandas Marty.
Dalam kesempatan sebelum pembukaan BDF, Presiden Yudhoyono dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Lee Myung-bak, yang akan dilanjutkan dengan pernyataan bersama kedua pemimpin negara tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.