Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Autis Dibunuh Ibunya Sendiri

Kompas.com - 16/11/2010, 12:39 WIB

LONDON, KOMPAS.com Seorang ibu di Inggris membunuh anaknya yang menderita autis parah dengan memaksanya minum pemutih beberapa jam setelah diberi tahu dinas sosial bahwa anaknya akan dimasukkan dalam tempat perawatan.

Satpal Kaur-Singh (44), nama sang ibu, menuangkan secangkir pemutih ke tenggorokan anaknya, Ajit (12), setelah sebuah pertemuan dengan petugas dinas sosial. Kaur-Singh sendiri kemudian minum satu setengah cangkir pemutih sebelum menelepon ke nomor panggilan darurat (999) dua jam kemudian. Kepada operator, dia mengatakan, "Saya baru saja membunuh anak saya dan saya sudah mencoba bunuh diri. Saya meminum pemutih, tetapi tidak terjadi apa-apa."

Polisi dan paramedis menemukan Ajit sudah tak bernyawa di sofa dan bau pemutih menyeruak di rumah keluarga itu di Barking, London Timur. Anak laki-laki yang semua kebutuhan hidupnya bergantung penuh pada ibunya itu mengalami luka bakar di mulut, dagu mulut, dan leher karena lelehan pemutih. Staf rumah sakit, sambil mengenakan masker karena bau pemutih yang menyengat, berusaha sia-sia saat menyelamatkan nyawa anak tersebut.

Dailymail, Selasa (16/11/2010), melaporkan, Kaur-Singh mengakui pembunuhan yang terjadi pada 9 Februari itu dalam sidang pengadilan pada Senin kemarin. Ia membunuh Ajit karena takut petugas dinas sosial akan membawa anaknya pergi. Ia membantah telah melakukan pembunuhan yang disengaja. Menurut pengakuannya, pembunuhan itu tidak disengaja demi mengurangi tanggung jawabnya.

Kaur-Singh mengungkapkan kepada seorang paramedis bahwa dia sudah berpikir untuk 'melakukan hal ini' selama empat tahun. Belakangan, ia juga berkata kepada seorang dokter, "Saya telah memberi pemutih kepada anak saya, dia meminumnya. Saya tidak tahan lagi." Dia juga mengatakan kepada polisi bahwa dia mendengar suara-suara, yang berkata, "Ini saatnya, inilah akhirnya. Tuhan memanggil kita."

Pengadilan diberi tahu bahwa pada pagi hari sebelum kematian anaknya pada tanggal 9 Februari, Kaur-Singh bertemu dengan petugas dinas sosial. Petugas meminta anak itu untuk dirawat di tempat perawatan khusus. Para petugas dinas sosial telah berhubungan dengan Ajit, yang lahir prematur (dua bulan lebih awal), sejak anak itu lahir dan telah banyak mengadakan pertemuan tentang perlindungan anak.

Dalam sidang pengadilan terungkap bahwa ibunya telah membuat "sejumlah keluhan" terhadap sejumlah orang, termasuk tetangga, suaminya dan petugas dinas sosial. Jaksa Richard Whittam mengungkapkan bahwa seorang tetangga mengatakan, Kaur Singh berpikir semua orang menganiaya dia. Dia pernah mengatakan kepada suaminya bahwa dia sudah sangat muak dengan dinas sosial sehingga dia harus bunuh diri dan membunuh Ajit dengan pemutih. Whittam mengatakan, suaminya tidak menganggap keluhan itu sebagai sesuatu yang serius karena Kaur-Singh sering asal bicara, apalagi kalau sedang marah.

Perilaku Kaur-Singh memburuk pada bulan-bulan sebelum kematian Ajit dan dia menolak untuk menjalani penilaian kejiwaan dan pemeriksaan lainnya. Sejak kematian Ajit, Kaur-Singh telah diperiksa dua psikiater. Hasilnya, seorang psikiater mengatakan, Kaur Singh mengalami stres pasca-trauma dan psikiater yang lain mengatakan, Kaur-Singh mengalami disorientasi mental. Putusan terhadap kasus itu akan dijatuhkan pada 13 Desember.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com