Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Force One, The Flying White House 1

Kompas.com - 09/11/2010, 15:45 WIB

KOMPAS.com — Kedatangan Presiden Amerika Serikat ke suatu negara sering kali identik dengan hadirnya pesawat canggih Boeing CV-25 yang dengan Presiden AS di dalamnya akan disebut sebagai Air Force One. Mengenai pesawat tersebut, berikut salah satu artikel dari majalah Commando mengenai "Gedung Putih Terbang" tersebut:

VC-25, pesawat terbaru yang digunakan sebagai pesawat kepresidenan AS Air Force One, dibangun berbeda dengan pendahulunya. Pesawat gigantis satu ini berhasil melakukan satu hal yang tak pernah bisa dicapai pendahulunya: menjadi Gedung Putih terbang, simbol kedigdayaan AS di udara.

Pesawat VC-25 yang masuk sebagai armada Air Force One tahun 1990 memang bukan pesawat pertama yang dibangun sebagai pesawat khusus kepresidenan. Akan tetapi, AU AS membangun VC-25 dengan pendekatan berbeda.

Bersamaan dengan lahirnya VC-25, paradigma sebuah pesawat kepresidenan turut berubah. Tidak sekadar membuat pesawat VIP, tapi mereka menjadikannya sebagai kantor bergerak. Lebih dari itu, pesawat ini juga menjadi pusat kendali bagi presiden AS saat harus berada jauh dari Gedung Putih.

Dari luar, sekilas tidak ada yang tampak berbeda dari sosok dua VC-25, SAM 28000, dan 29000 yang mengambil basis pesawat komersial Boeing 747-200. Mesin yang digunakan pun sama, 4x General Electric CF6-80C2B 1 turbofan, yang masing-masing menyemburkan daya sebesar 56.700 pon, cukup untuk membawa pesawat melesat pada kecepatan jelajah Mach 0,84-0,9.

Jarak terbangnya juga hampir sama. Sekali isi bahan bakar penuh, pesawat ini bisa terbang sampai 13.000 km dan masih bisa ditambah dengan pengisian bahan bakar di udara berkat bantuan automated aerial refueling (AAR) yang tersimpan di balik tonjolan di hidung pesawat. Akan tetapi, persamaannya berhenti di sini. Di bagian lainnya, pesawat ini bukanlah B747-200. la adalah sebuah pesawat kepresidenan sejati.

Untuk memudahkan dalam membayangkan bagian dalam VC-25, ada baiknya jika kita memulainya secara sistematis.

Layaknya B747, VC-25 memiliki tiga dek atau lantai. Berbeda dengan B747 biasa yang hanya bisa diakses lewat stairway atau garbarata, VC-25 didesain secara mandiri agar bisa beroperasi dari bandara dengan fasilitas minim.

Kunci akses VC-25 tepat terletak pada dua pintu airstair di sisi kiri fuselage. Satu pintu terletak di bawah pintu utama VC-25, dan satu pintu lagi jauh di belakang. Dari sinilah para kru Air Force One memasuki pesawat melalui tangga yang berujung di dek utama.

Tepat di perut pesawat, di belakang pangkal sayap utama sebelah kiri, terdapat pintu kargo yang dilengkapi ban berjalan. Seluruh kargo bisa dinaikkan secara mandiri, bebas dari sentuhan petugas ground handling bandara setempat, untuk meminimalkan adanya penyelundupan barang berbahaya, seperti senjata atau peledak.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com