Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Kongo Lakukan Perkosaan

Kompas.com - 15/10/2010, 19:56 WIB
 
Pasukan Kongo Lakukan Perkosaan
KOMPAS.com – Utusan PBB itu bernama Margot Wallstrom. Temuan paling gres adalah dugaan kalau pasukan pemerintah Republik Demokratik Kongo (RDK) melakukan perkosaan dan pembunuhan. “Informasinya saya peroleh dari pasukan penjaga perdamaian PBB,” katanya.
Wallstrom mengemukakan hal itu dalam penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai kunjungannya ke provinsi  Kivu Utara, Kongo.
Dugaan serangan kekerasan itu terjadi di tempat yang sama ketika para pemberontak melakukan pemerkosaan besar-besaran beberapa pekan lalu.
Sekitar 300 penduduk sipil dan 50 lebih anak-anak di kawasan Walikale diperkosa oleh pasukan pemberontak. Ironisnya, banyak korban diperkosa di hadapan keluarga sendiri maupun tetangganya.
Kemungkinan bahwa masyarakat yang sama yang mendapat perlakuan brutal pada Juli dan Agustus kini juga menderita hal yang sama di tangan pasukan FARDC tidak bisa dibayangkan dan tidak bisa diterima, sebagaimana warta AP dan AFP, Jumat (15/10/2010).
Menurut Wallstrom, setelah serangan pemerkosaan massal itu pasukan pemerintah, FARDC, dikerahkan ke wilayah itu untuk menguasai kendali dan mengimplementasikan moratorium pertambangan di wilayah yang kaya sumber tambang.
Langsung
Dalam kunjungannya pekan lalu, Wallstrom mendengar langsung dari warga setempat dan juga dari pasukan penjaga perdamaian PBB, tentang pemerkosaan dan penjarahan yang dilakukan tentara pemerintah Kongo.
Wallstrom mendesak agar pemerintah Kongo melakukan penyelidikan atas dugaan tersebut.
Setelah aksi pemerkosaan massal sepanjang Juli dan Agustus itu terdengar, pasukan PBB yang bermarkas sekitar 32 km dari tempat kejadian dikritik karena tidak bereaksi dengan cepat.
Wallstrom menuding Pasukan Demokratik Pembebasan Rwanda (FDLR), dan milisi Mai-Mai yang melakukan kekerasan tersebut.
Serangan tersebut mengangkat perhatian internasional atas masalah kekerasan seksual yang endemik di Kongo serta kegagalan PBB dalam menanganinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com