Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebastian Pinera, Presiden Pencuri Hati

Kompas.com - 15/10/2010, 03:49 WIB

Oleh Joice Tauris Santi

Keberadaan seorang pemimpin dapat memberikan semangat dan dorongan bagi warganya yang sedang menderita. Hal ini tidak hanya diwacanakan, tetapi juga dibuktikan oleh Presiden Cile Sebastian Pinera. Dia amat memerhatikan nasib 33 petambang yang terjebak di kedalaman 700 meter di bawah permukaan tanah sejak 5 Agustus 2010.

Setelah 17 hari tidak berhubungan dengan dunia luar, sejak 5 Agustus, akhirnya diperoleh kepastian bahwa 33 petambang itu masih hidup. Ini melegakan bagi Pinera. Dia berjanji tidak akan meninggalkan mereka.

Pada 6 Agustus, jauh sebelum ada titik cerah penyelamatan, Pinera pun sudah menyatakan akan melakukan segala sesuatu yang bisa dilakukan manusia. Pinera melakukannya dengan alasan dia memiliki mimpi dan melihat cahaya. Impian ini tak mulus. Pada 7 Agustus, longsor baru menutupi terowongan. Penyelamatan lewat ruang ventilasi di terowongan tambang tembaga dan emas itu pun tak mungkin dilakukan.

Pada 12 Agustus, Menteri Pertambangan Laurence Golborne menakut-nakuti. Dia mengatakan, kesempatan menemukan petambang hidup-hidup tipis. Namun, karena dorongan Pinera, pembuatan terowongan baru terus dilakukan agar bisa menjangkau petambang.

Pada hari ke-18, lubang tembus. Ini membuat para petambang bisa berkomunikasi dan menyatakan bahwa mereka sehat-sehat saja. Namun, lagi-lagi muncul ucapan dari para teknisi bahwa penyelamatan paling cepat dilakukan empat bulan ke depan. Maklum, menembus bumi hingga ratusan meter bukan hal mudah.

Keadaan berubah pada 23 Agustus. Para petambang memohon agar diselamatkan lebih cepat. Pinera mendengar. Karena perintahnya, para jaksa Cile juga memaksa perusahaan mencairkan rekening petambang agar gaji mereka bisa diterima keluarga.

Pinera tidak sekadar berjanji, tetapi dia juga menepati janji itu. Semua petambang yang terjebak akhirnya selamat.

Sikap Pinera yang penuh empati dan tidak meninggalkan warganya yang sedang kesulitan menjadi inspirasi di mana-mana. Pinera membatalkan kunjungan ke Eropa demi mengikuti perkembangan nasib para petambang.

Di tengah kemelut itu, dia juga langsung minta bantuan National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang berpengalaman soal cara bersikap dan bertindak dalam keterbatasan ruang. Perusahaan tambang milik negara dan swasta yang lebih kaya pun dikerahkan untuk mendanai operasi penyelamatan yang menghabiskan 20 juta dollar AS atau sekitar Rp 19 miliar itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com