Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Cile, Cinta Pindahkan Bintang

Kompas.com - 14/10/2010, 16:47 WIB

KOMPAS.com — Di Cile, cinta telah memindahkan matahari dan bintang-bintang. Begitu Arturo Fontaine, novelis, penyair, dan esais Cile memberi judul artikelnya di CNN, Rabu, terkait proses penyelamatan 33 petambang di San Jose, Cile utara, yang berujung sukses pada Selasa hingga Rabu waktu setempat. Ia sepertinya hendak melukiskan bahwa cintalah, yang antara lain ditunjukkan presiden negara itu, Sebastian Pinera, yang memungkinkan penyelamatan ke-33 petambang itu meski harapan sempat menipis dan para ahli dan penasihat presiden jelas mengemukakan bahwa penyelamatan tidak mungkin dilakukan.

Fontaine membuka artikelnya dengan mengatakan, orang jahat, Anda tahu, memang ada, antara lain pemilik tambang San Jose, di mana 33 pekerja telah terperangkap begitu lama. Perusahaan San Esteban Mining jelas memiliki masalah dengan hukum, katanya, karena telah mencemooh peraturan keselamatan kerja dan tidak bisa menjelaskan drama keserakahan yang mereka timbulkan. Mereka juga tak tahu malu ketika menyatakan bahwa mereka tidak bersedia membayar gaji 33 pekerja itu dengan menyatakan dirinya bangkrut.

Namun, untunglah, orang baik juga ada. Di bawah sana, dengan hampir tidak ada harapan, ke-33 petambang secara spontan membangun sebuah organisasi. Mereka dengan leluasa menciptakan metode pengambilan keputusan kolektif dan mampu mengendalikan naluri dan selera mereka dan menggunakan pikirannya untuk kepentingan bersama mereka.

Fontaine, yang novelnya yang terbaru berjudul Double Life dan diterbitkan tahun ini di Spanyol, membeberkan, para ahli meramalkan, hanya sedikit kesempatan untuk menemukan para petambang itu. Orang-orang bijak yang menasihati Presiden Sebastián Pinera, katanya, semua memberi saran: demi citra Anda, hal yang bijaksana adalah menjauhkan diri dari drama yang akan berakhir sedih.

Saat bersamaan, keluarga para petambang mulai marah. Harapan menipis! Orang-orang juga tidak senang dengan cara pencarian yang sedang ditangani. Para ahli itu terlalu lambat. Tentu saja, orang bisa turun lebih cepat ke bawah sana dengan menggunakan dinamit.

Polisi pun dikirim untuk menjaga ketertiban. Pinera terkenal karena kecerdasan, kekayaan, pengetahuan, dan kelihaiannya. Semua orang berharap darinya sebuah analisis biaya-manfaat yang hati-hati, sebuah pertaruhan perhitungan yang baik. Namun, ia tidak melakukan hal itu. Dia, menurut Fontaine, tampaknya, tidak mempertimbangkan pendapat penasihatnya yang hati-hati. "Tidak ada kalkulasi pintar yang dipekerjakan Presiden. Ia hanya melakukan hal yang benar," tulis Fontaine.

Jajak pendapat kini menunjukkan bahwa popularitasnya, sebagaimana juga menteri pertambangannya, naik. Fontaine mengutip Machiavelli yang mengatakan, di sebuah  republik, orang tidak menilai pengetahuan pemimpin mereka, tetapi karakter dari para pemimpin. Pinera telah membuktikan bahwa ia memiliki naluri yang baik dan nyali.

Di masa lalu, saya kecam Pinera, tulis Fontaine, karena menampilkan kecerdasan dan bukan hatinya. "Tidak kali ini."

Novelis itu melukiskan suasana Cile pada puncak proses evakuasi para petambang tersebut. "Sepi semalam. Tak ada mobil di jalanan. Setiap orang Cile duduk di depan TV dan menunggu untuk melihat wajah pertama yang muncul dari dasar bumi."

Suatu perangkat teknologi, sebuah sistem yang dirancang untuk mengangkat manusia yang berada di bawah dan membawa mereka ke atas adalah gambaran yang kuat. Itulah yang kita inginkan, tulis Fontaine, dalam sistem sosial-ekonomi lakukan terhadap orang miskin. Menurut dia, apa yang kita tonton dalam proses evakuasi tersebut agak terkait dengan mimpi tersebut.

Tentu saja, saat yang paling mengesankan adalah ketika kapsul Phoenix 2 muncul di sana. Kemudian, secara bertahap turun dan dengan lembut, dengan ragu-ragu, dengan rasa malu menyentuh lantai batu karang. Bagi Fontaine, teknologi + puisi = kemanusiaan.

Penambang pertama, Florencio Avalos, muncul, seperti bayi yang baru lahir. Anak dan istrinya ada di sana. Dia memeluk mereka. Dia tampak baik-baik saja. Setelah 68 hari di bawah bumi, matanya, meskipun dengan kacamata hitam, adalah yang pertama untuk mencari bintang-bintang. Fontaine menutup artikelnya dengan, "Kami merasa, bersama Dante tua, bahwa pada malam itu di Cile, cinta telah menggerakkan matahari dan semua bintang lainnya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com