Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamu Indonesia Perlu Dukungan Penelitian

Kompas.com - 29/09/2010, 17:25 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Saat ini jamu asal Malaysia lebih dikenal di dunia internasional ketimbang jamu dari Indonesia. Itu karena jamu Malaysia diteliti dan dikembangkan secara serius oleh orang Malaysia di negeri itu, kemudian dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional.

"Jenis jamu Malaysia yang telah dikenal dunia antara lain jamu 'Tongkat Ali'. Kalo di Indonesia, sama dengan jamu pasak bumi," ujar Prof Dr Yaya Rukayadi, peneliti tanaman obat di Korea, dalam percakapan dengan Kompas di Seoul, Rabu (29/9/2010).

Menurut Yaya, Korea saja butuh waktu 20 tahun untuk membuat ginseng terkenal di dunia internasional.

"Banyak yang tidak mengetahui kalau tanaman ginseng didatangkan dari Kanada dan China. Korea kemudian meneliti dan mengembangkan ginseng menjadi produk konsumsi di Korea," ujar Yaya yang juga seorang peneliti di Yonsen University Seoul.

Korea bisa melakukan itu, lanjut Yaya, karena memiliki lembaga penelitian yang secara khusus melakukan riset mendalam dan intensif terhadap ginseng sehingga tanaman obat ini bisa dijadikan  berbagai macam produk untuk kebutuhan hidup masyarakat.

Penelitian yang dilakukan Korea kemudian dipublikasikan melalui jurnal ilmiah internasional sehingga orang luar Korea bisa mengetahuinya dengan mudah.

Hal yang sama sekarang dilakukan oleh Malaysia terhadap jamu. Yaya menyebutkan, saat ini masyarakat sudah semakin maju dan pintar. Mereka lebih mempercayai hasil riset ilmiah internasional ketimbang riset yang dilakukan secara terbatas.

"Oleh karena itu, kalau Indonesia hendak memperkenalkan jamu ke kancah dunia tidak bisa lagi hanya sekadar promosi murahan dengan menyebutkan bahwa jamu adalah warisan budaya leluhur," ujar Yaya Rukayadi.

Jamu produksi Indonesia juga tidak cukup hanya mengandalkan pasar dalam negeri. Apalagi sebagian penduduk Indonesia pun belum biasa minum jamu.

Bahkan, lanjut Yaya, pada sebagian penduduk Indonesia pun masih ada anggapan bahwa minum jamu bisa membahayakan kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com