Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tidak Tegas

Kompas.com - 03/09/2010, 09:56 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Muda Forum Komunikasi Putra-Putri TNI/Polri Indonesia, Forum Komunikasi Putra-Putri TNI/Polri Indonesia, dan Pemuda Pancasila DIY menyatakan kecewa dengan ketidaktegasan pemerintah dalam menyikapi memanasnya hubungan Indonesia-Malaysia.

Mereka juga kecewa dengan isi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilai datar dan tidak tegas. Poin-poin itu terangkum dalam wawancara dengan Ketua GM FKPPI DIY Adjad Suharsono, Ketua Pemuda Pancasila DIY Faried J Suparjan, Komandan Satgas FKPPI DIY Andre Panca, di Yogyakarta.

"Pemerintah harusnya bersikap berani dan tegas. Jangan berunding saja tapi juga melakukan penekanan melalui kekuatan militer," ucap Adjad.

Ini bisa dilakukan dengan menggelar kekuatan pasukan patroli di wilayah perbatasan dengan Malaysia, bahkan bila perlu TNI melakukan tindakan tegas dengan melepaskan tembakan-tembakan peringatan kepada kapal-kapal Malaysia bila berani memasuki wilayah perairan Indonesia. Dengan penekanan melalui kekuatan militer, akan memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan perbatasan dengan Malaysia.

Adjad menyatakan kecewa dengan pidato Presiden yang disampaikan di Markas Besar TNI Cilangkap, Rabu (1/9/2010). Menurutnya pidato Presiden datar dan ragu menunjukan ketegasan sikap kepada Malaysia. "Harusnya berani menyatakan, kalau Malaysia menantang, Indonesia siap menghadapinya dengan perang sekalipun," ucapnya.

Tindakan Malaysia yang berani memasuki wilayah perairan Indonesia dan menahan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan merupakan bentuk nyata menantang Indonesia. "Perlu juga sesekali kita kontak senjata dengan Malaysia untuk menunjukkan ketegasan kita," katanya.

Meskipun juga mengaku kecewa karena Presiden tidak tegas, Faried percaya Presiden memiliki pertimbangan matang dalam mengeluarkan sikap.

Menurutnya, sikap Indonesia yang disampaikan Presiden adalah yang terbaik untuk saat ini. "Kami sebagai ormas kecewa tetapi itu yang terbaik, karena kita tidak tahu yang terjadi di lapangan. Tetapi yang pasti kedaulatan NKRI itu harga mati," ujarnya.

Andre menilai Pemerintah terlalu lunak dalam berunding dengan Malaysia. Sikap lunak itu karena ada beban banyaknya warga Indonesia sebagai tenaga kerja di Malaysia. Harus dipisahkan perundingan wilayah dengan keberadaan warga Indonesia di sana, katanya. Ia setuju kekuatan TNI AL di wilayah perairan perbatasan ditambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

    Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

    Nasional
    Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

    Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

    Nasional
    PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

    PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

    Nasional
    Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

    Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

    Nasional
    Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

    Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

    Nasional
    MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

    MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

    Nasional
    Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

    Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

    Nasional
    Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

    Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

    Nasional
    MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

    MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

    Nasional
    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

    Nasional
    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Nasional
    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com