Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Desak Pembicaraan Tripartit

Kompas.com - 01/09/2010, 15:32 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat akan mendesakkan pembicaraan damai antara Israel, Suriah, dan Lebanon, kata utusan AS George Mitchell, Selasa kemarin, saat Israel bersiap untuk memulai lagi pembicaraan langsung dengan Palestina.     Pembicaraan damai lebih luas antara Israel dan tetangga-tetangga Arabnya di utara, yang telah dalam konflik tiada henti dengan negara Yahudi itu sejak didirikannya pada 1948, dianggap sebagai penting bagi perdamaian yang kekal di kawasan tersebut. "Berkenaan dengan Suriah, upaya kami berlanjut untuk berupaya melibatkan Israel dan Suriah dalam pembicaraan dan perundingan yang akan menghasilkan perdamaian di sana dan juga Israel dan Libanon," kata Mitchell, utusan Presiden AS Barack Obama untuk Timur Tengah.     "Anda akan mengingat bahwa ketika presiden mengumumkan penunjukan saya dua hari setelah ia masuk kantor, ia merujuk pada perdamaian komprehensif dan menentukan itu sebagai Israel dan Palestina, Israel dan Suriah, Israel dan Libanon, dan Israel yang dalam perdamaian dan memiliki hubungan normal dengan semua tetangga Arabnya," kata Mitchell.

Ia menambahkan,"Dan itu masih tujuan kami".     Utusan iu memberikan penjelasan singkat pada wartawan sebelum dimulainya kembali Kamis, pembicaraan langsung antara PM Israel Benjamin Netanyahu dan presiden Palestina Mahmoud Abbas.     Pembicaraan tingkat tinggi untuk mencapai perjanjian damai Timur Tengah yang sulit didapat itu macet pada Desember 2008 ketika Israel menyerang wilaya Palestina Jalur Gaza guna menghentikan tembakan roket gerilyawan di selatannya.     Pemerintah Obama telah berusaha untuk melibatkan Suriah dan minta Senat untuk menyetujui duta besar pertama AS untuk Damaskus dalam lima tahun. Para senator Republik sejauh ini dengan berhasil merintangi langkah itu.     Penunjukan itu terbukti kontroversial di Washington, khususnya setelah Presiden Israel Shimon Peres mengatakan tahun ini bahwa Suriah telah memasok Hizbullah degan rudal Scud yang dapat menimbulkan kerusakan besar pada kota-kota Israel.     Tapi Suriah membantah telah mengirim Scud ke kelompok milisi Syiah itu, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Washington, dan AS tidak secara terbuka mengkonfirmasi tuduhan tersebut.     Hizbullah dan Israel pada 2006 melakukan perang 36 hari yang menewaskan 1.200 warga Libanon, sebagian besar warga sipil, dan 150 lebih orang Israel, sebagian besar tentara.     Dan telah ada ketegangan baru antara Israel dan Libanon sejak bentrokan 3 Agustus lalu, ketika dua tentara Lebanon, seorang wartawan dan seorang perwira Israel tewas.     Laporan pendahuluan PBB menyalahkan militer Libanon karena insiden itu dimana beberapa tembakan telah ditembakkan di perbatasan, di tempat Israel sedang membersihkan pohon.     Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan kecaman baru atas ketegangan di perbatasan Libanon-Israel, Senin, saat mereka memperbarui mandat pasukan penjaga perdamaian perbatasan selama 12 bulan lagi.     Pasukan Sementara PBB di Libanon (UNIFIL) dibentuk pada 1978 untuk mengawasi perbatasan antara Israel dan Libanon selatan. Pasukan itu telah ditambah dan diberi peran lebih luas setelah perang 2006 antara pasukan Israel dan Hizbullah.     Deplu AS mengatakan, Selasa, pihakya telah mengirim salah seorang pembantu Mitchell, Frederic Hof, ke Libanon dan Israel dalam misi untuk memeriksa kemajuan sejak bentrokan 3 Agustus.     Suriah telah minta pengembalian seluruh Dataran Tinggi Golan, yang Israel rebut dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian dicaploknya dalam tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional, sebagai prasyarat bagi perdamaian dengan Israel.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com