Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpanas dalam 1.000 Tahun

Kompas.com - 10/08/2010, 07:07 WIB

MOSKOWA, KOMPAS.com — Rusia sedang menghadapi gelombang terpanas yang tak pernah tercatat dalam arsip sejarah Rusia. Hal itu membuat warga Rusia di wilayah barat kepanasan dan diperburuk lagi dengan asap akibat kebakaran hutan. Akibatnya, 700 orang tewas setiap hari karena suhu panas dan udara tak sehat.

Dalam musim panas, rata-rata suhu udara 24 derajat celsius dan sekarang ini mencapai rata-rata 38 derajat celsius. ”Ini benar-benar fenomena yang sangat unik. Tak pernah ada nenek moyang kita yang mencatatkan suhu sepanas ini setidaknya dalam 1.000 tahun terakhir,” kata Alexander Frolov, Ketua Rosgidromet, badan peramal cuaca Rusia, Senin (9/8) di Moskwa.

Suhu panas diperburuk kebakaran hutan luas di Rusia timur, yang asapnya terbang ke Moskwa. Kombinasi suhu panas dan asap mengakibatkan naiknya angka kematian per hari dari 350 orang menjadi 700 orang.

Harian Kommersant mengutip pejabat yang mengatakan rumah-rumah duka seperti menghadapi kegaduhan saking repotnya menangani arus kedatangan orang yang berduyun-duyun membawa anggota keluarga yang meninggal.

Suasana seperti perang Ironisnya, ambang batas keamanan udara sudah terlewati. Asap mengandung karbon monoksida dan kandungan kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan. Tingkat bahaya keamanan udara sudah tujuh kali di atas ambang batas bahaya. Ada 557 titik api yang masih terjadi hingga hari Senin di lahan seluas 174.000 hektar. Pengerahan tenaga pemadam kebakaran kewalahan.

Kepala Otoritas Lembaga Kesehatan Moskwa Andrei Seltsovky menyalahkan suhu panas dan asap di balik naiknya angka kematian itu.

Keadaan itu membuat warga Rusia marah. Situs populer Rusia, LiveJournal, memuat keluhan serta seruan agar Perdana Menteri Rusia dan para pejabat Moskwa dipecat saja. Mereka menilai otoritas tak mampu berbuat banyak mengatasi kebakaran.

Sejumlah warga lain mengeluh, hanya untuk mendapatkan tidur nyenyak saja sudah amat susah sekarang ini. ”Setiap malam kami rasanya seperti bersiap dengan situasi perang. Jika kami membuka jendela, asap yang berbahaya masuk rumah. Jika kami menutup jendela, suhu panas terasa membakar dan membuat sesak,” kata Tsirtsis, seorang bloger yang menulis di situs harian independen Novaya Gazeta.

Jakaloka, bloger di LiveJournal, menuliskan bahwa polusi udara telah memaksanya berhenti merokok.

Bukan itu saja, penerbangan menuju Moskwa dari segala penjuru terpaksa dialihkan ke St Petersburg (Leningrad) juga karena asap yang membuat penerbangan tidak aman.

Kini otoritas memerintahkan petugas untuk mengamankan fasilitas penelitian nuklir di kawasan Ural agar api tidak menjangkau lokasi. (AFP/AP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com