Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Bukanlah Musuh AS Sesungguhnya

Kompas.com - 24/07/2010, 12:43 WIB

KOMPAS.com - Setelah 45 hari menjadi tahanan Taliban, warga AS, Jere van Dyk, membuat kesimpulan yang mengejutkan, bahwa Taliban bukan musuh AS yang sesungguhnya. Van Dyk, pengarang buku berjudul Captive, menuturkan pengalamannya sewaktu menjadi tawanan Taliban.

”Hari-hari menjadi tawanan Taliban membantu saya menemukan kejelasan bahwa tidak ada warna hitam atau putih di Afganistan. Tidak ditemukan penyiksaan yang mengerikan di Afganistan. Hendaknya AS juga tidak melancarkan perang secara membabi buta,” tutur Van Dyk seperti dikutip dua harian Pakistan berbahasa Inggris, The News dan The Nation, edisi Jumat (23/7).

Ia mengakui, ketika ditangkap dan digiring sempat muncul perasaan takut dan bingung. ”Saya saat itu bersama tiga warga Afganistan yang berada dalam satu ruang tahanan. Saya selalu berdoa agar selamat dari hukuman berupa tembakan atau pemenggalan oleh Taliban,” ujar Van Dyk menceritakan pengalamannya ketika dalam tahanan.

Van Dyk dalam wawancara dengan kantor berita AFP di New York mengatakan, Taliban tidak seperti Tanzim Al Qaeda. Menurut dia, Taliban dipaksa berperang dengan AS. ”Mereka (Taliban) bukan musuh di sini (di wilayah AS). Mereka menjadi musuh kita karena kita berada di sana (Afganistan),” lanjut Van Dyk di apartemennya yang dihiasi gambar panah dan berbagai souvenir dari hasil perjalanan jurnalistiknya.

Taliban, lanjutnya, menjadi terisolasi dan bersikap keras karena peperangan bertahun-tahun. Akan tetapi, tambahnya lagi, Taliban tetap sebagai gerakan fundamentalis lokal yang berbeda dengan Tanzim Al Qaeda yang mengglobal. ”Banyak orang berpikir, mereka (Taliban dan Tanzim Al Qaeda) sama. Akan tetapi, saya percaya kedua kelompok itu sangat berbeda,” kata Van Dyk.

Van Dyk adalah wartawan yang sering berkunjung ke Afganistan sejak dekade 1970-an dan sempat menetap di negeri itu beberapa waktu. Pada Februari 2008, Van Dyk ditangkap pada saat menjalankan tugas jurnalistik di basis Taliban di perbatasan Afganistan-Pakistan.

Namun, ia mengaku masih belum tahu siapa yang menangkapnya dan di mana dia ditahan serta bagaimana dia dibebaskan setelah enam pekan berada dalam tahanan. Ia tidak mengesampingkan kemungkinan warga Afganistan yang semula dipercaya dan dijadikan teman, kemudian berkhianat dan membawanya ke tempat berbahaya.

Lecehkan konferensi Taliban melecehkan konferensi internasional tentang masa depan Afganistan yang digelar di Kabul, Selasa lalu. Taliban, dalam pernyataan yang disebarkan kepada berbagai media massa dan kantor berita Rabu malam lalu, menyebutkan, ”Konferensi itu mengusung agenda buruk dan suram, yang menunjukkan bahwa AS dan sekutunya hendak lari dari tanggung jawab dan melempar kekalahannya kepada Pemerintah Afganistan.

Perwakilan dari AS dan 60 negara lainnya bertemu di Kabul hari Selasa lalu untuk memberikan dukungan terhadap program Presiden Afganistan Hamid Karzai soal rencana militer dan aparat keamanan negeri itu yang akan mengambil alih tanggung jawab keamanan secara penuh pada tahun 2014.

Di Afganistan kini terdapat 140.000 pasukan multinasional dan sepertiga dari jumlah tersebut adalah pasukan AS. Mereka menghadapi perlawanan Taliban di negeri itu yang semakin marak terakhir ini.

Taliban menyatakan, konferensi itu menunjukkan bahwa AS telah kehilangan inisiatif dan tidak mampu memberikan penyelesaian terhadap isu Afganistan. ”Aksi apa pun yang akan diambil saat ini akan gagal,” tandas pernyataan Taliban itu. (AP/AFP/REUTERS/mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com