Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Cemaskan Nuklir China-Pakistan

Kompas.com - 20/07/2010, 12:57 WIB

ISLAMABD, KOMPAS.com — Amerika Serikat (AS) telah menyampaikan keprihatinan kepada Islamabad soal penjualan reaktor nuklir China kepada Pakistan, kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam konferensi pers, Senin (19/7/2010).

Washington telah minta klarifikasi Beijing mengenai perjanjian untuk membangun dua reaktor 650 megawatt baru di Provinsi Punjab, Pakistan, dengan mengatakan perjanjian itu harus disetujui oleh Kelompok Pemasok Nuklir (NSG). "Kami percaya bahwa NSG, yang belum lama ini telah bertemu untuk menguji penjualan yang Anda rujuk itu, telah mengajukan serangkaian pertanyaan yang sebaiknya dijawab karena sebagai bagian dari transaksi yang melibatkan negara besar nuklir, ada keprihatinan masyarakat internasional, Pakistan tahu itu," tutur Hillary.

"Kami telah menyampaikan hal itu (keprihatinan itu), anggota lain NSG telah menyampaikan hal itu, dan kami menanti-nanti jawaban atas pertanyaan yang diajukan tersebut," katanya kepada wartawan di ibu kota Pakistan, Islamabad.

Perjanjian itu diungkap oleh pers Inggris, April lalu, dan terjadi setelah China masuk NSG pada 2004, kelompok negara energi nuklir yang dilarang mengekspor ke negara-negara yang minim perlindungan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

AS tahun 2008 telah menandatangani perjanjian nuklir penting dengan musuh lama Pakistan, India, dan beberapa pengamat percaya hal itu telah meletakkan dasar bagi perjanjian Pakistan dengan China. Pakistan telah menekan AS untuk menandatangani perjanjian nuklir yang sama seperti dengan India.

Hillary Clinton, Senin, menyatakan, pembicaraan intensif telah dimulai untuk menyelidiki (kemungkinan) perjanjian nuklir sipil dengan Pakistan, tetapi menguraikan masalah-masalah yang dibicarakan termasuk pengawasan yang teliti atas ekspor informasi dan material nuklir.

Bapak bom nuklir Pakistan, Abdel Qader Khan, mengaku, tahun 2004 telah mengirim rahasia nuklir ke Iran, Lybia, dan Korea Utara meskipun ia kemudian menarik pernyataannya. "Pengawasan ekspor dan masalah dengan Tuan AQ Khan telah menambah kekhawatiran masyarakat di seluruh dunia dan tidak hanya di AS karena kita dapat melacak ekspor informasi dan material nuklir dari Pakistan melalui semua macam saluran ke banyak negara yang berbeda. Itulah masalahnya," papar Hillary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com