2012, Timteng Menjadi Zona Bebas Nuklir?

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden AS Barack Obama mengingatkan upaya yang hanya memberikan perhatian khusus pada Israel terkait dengan program nuklirnya yang tak transparan dapat merusak konferensi nuklir Timur Tengah tahun 2012.

Peringatan tersebut disampaikan pemimpin AS itu dalam pernyataan tentang pembicaraannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (6/7/2010).

Pada pertemuan itu, Presiden Obama menekankan, konferensi yang direncanakan berlangsung pada 2012 tersebut hanya akan terjadi kalau semua negara merasa yakin bisa hadir.

"Selain itu, setiap upaya mengkhususkan pada Israel hanya akan meredupkan prospek penyelenggaraan konferensi nuklir regional itu," katanya.

Presiden Obama juga setuju AS bersama Israel bekerja sama menentang setiap upaya memberikan perhatian khusus pada negara Zionis itu di Konferensi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) September mendatang.

Setelah macet selama sepuluh tahun, 189 negara penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) mengusulkan langkah-langkah baru perlucutan senjata nuklir dan menjadikan Timur Tengah kawasan bebas senjata nuklir Mei lalu.

Dalam konferensi peninjauan kembali NPT itu, para diplomat yang hadir menyepakati dokumen akhir 28 halaman yang untuk pertama kali merumuskan berbagai rencana aksi perlucutan dan non-proliferasi senjata nuklir serta kampanye energi atom untuk tujuan damai.

Penyelenggaraan konferensi nuklir di Timur Tengah tahun 2012 yang dihadiri semua negara di kawasan itu akan membuka jalan bagi pembentukan zona bebas senjata nuklir.