Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yahudi Ultra-Ortodoks Marah

Kompas.com - 19/06/2010, 12:23 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Puluhan warga Israel ditahan pada Jumat (18/6/2010), atau sehari setelah kaum Yahudi ultra-Ortodoks melakukan demonstrasi terbesar dalam 10 tahun. Mereka mendukung para orangtua yang menolak integrasi sekolah agama.

Sekitar 100.000 warga Yahudi ultra-Ortodoks yang mengenakan pakaian hitam, Kamis di Jerusalem, memprotes putusan Mahkamah Agung (MA) yang memerintahkan agar gadis-gadis Yahudi keturunan Eropa dan Timur Tengah belajar bersama.

Aksi demonstran juga berlangsung di Bnei Brak, pinggiran kota Tel Aviv. Wilayah pinggiran ini didominasi populasi Yahudi religius. Mereka melambai-lambaikan poster yang mencela putusan pengadilan itu.

Demonstrasi itu mencuatkan isu-isu yang dihadapi Israel, yakni diskriminasi di dalam masyarakat Yahudi dan pengaruh kaum minoritas ultra-Ortodoks di negara itu.

Para orangtua keturunan Yahudi Eropa atau Ashkenazi di sebuah sekolah anak gadis di Emanuel, sebuah permukiman Tepi Barat, tidak menginginkan putri-putri mereka belajar bersama dengan siswi-siswi keturunan Yahudi Timur Tengah dan Afrika Utara yang disebut Sephardi.

Para orangtua Ashkenazi mengatakan, mereka tidak rasis. Namun, mereka ingin mempertahankan agar kelas-kelas dipisah, seperti yang telah berlaku bertahun-tahun. Alasannya, keluarga para siswi Sephardi tidak cukup religius.

MA Israel menolak argumen itu. MA memutuskan 43 pasang orangtua yang menolak integrasi, dengan meminta para putri mereka tidak bersekolah, agar ditahan pada hari Kamis selama dua pekan.

Jubir polisi Jerusalem, Micky Rosenfeld, mengatakan, sekitar 100.000 orang berkumpul di pusat kota Jerusalem mendukung para orangtua Ashkenazi. Sejumlah 20.000 orang lainnya berdemonstrasi di tengah kota Bnei Brak. Sejumlah 10.000 polisi dikerahkan.

Sebagian besar para demonstran itu adalah lelaki yang berjenggot panjang dan mengenakan pakaian hitam khas di kalangan Yahudi ultra-Ortodoks. ”Mahkamah Agung fasis,” kata salah sebuah poster.

Hindari dunia modern Esther Bark (50), ibu tujuh anak perempuan, mengatakan, isunya adalah menjaga para gadis itu dari godaan dunia modern. ”Untuk menempatkan mereka tiba-tiba di sebuah tempat yang berpandangan terbuka adalah sesuatu yang tidak baik bagi mereka,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com