Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Dituding Membantai Pakai Bom Curah

Kompas.com - 07/06/2010, 15:13 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Amnesti Internasional (AI) menuding AS bertanggung jawab atas penggunaan bom curah (cluster bomb) dalam serangan di Yaman yang menewaskan 55 orang, Desember tahun lalu. Sebagian korban diketahui sebagai warga sipil.

Kelompok hak asasi yang bermarkas di London itu mengeluarkan foto-foto yang mereka katakan puing sebuah rudal Tomhawk buatan AS dan bom curah yang tak meledak. Senjata tersebut diduga digunakan dalam serangan 17 Desember 2009 terhadap masyarakat desa Al Maajala di provinsi Abyan di Yaman Selatan.

"Amunisi curah semacam itu memiliki efek sembarangan dan bom yang tak meledak mengancam jiwa dan mata pencaharian selama beberapa tahun sesudahnya," kata Mike Lewis, peneliti dari AI.

Dalam serangan tersebut, Kementerian Pertahanan Yaman menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya tanpa menyebut peran AS. Mereka  mengatakan antara 24 dan 30 gerilyawan telah tewas di tempat yang diduga kamp pelatihan Al Qaeda itu.

Tapi seorang pejabat lokal setempat mengatakan 49 warga sipil, di antara mereka 23 anak dan 17 wanita, tewas akibat serangan yang sembarangan itu. Menurut AI, sebuah komisi parlemen Yaman telah melaporkan pada Februari lalu bahwa selain 14 yang diduga gerilyawan Al Qaida Yaman, 41 warga setempat, termasuk 14 wanita dan 21 anak, tewas dalam serangan itu.

"Fakta bahwa begitu banyak korban sebenarnya wanita dan anak mengindikasikan bahwa serangan itu sebetulnya terlalu tak bertanggung jawab, terutama karena kemungkinan penggunaan amunisi curah," kata Philip Luther, wakil direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara AI.

AI menyatakan foto-foto yang mereka peroleh menunjukkan puing hancur dari rudal jelajah serangan darat Tomhawk BGM-109D. Tipe rudal ini, yang dilancarkan dari kapal perang atau kapal selam, dirancang untuk membawa muatan 166 sub-munisi (bomblet) curah yang masing-masing meledak menjadi 200 lebih pecahan baja tajam yang dapat menimbulkan luka (pada orang) hingga 150 meter jauhnya. Material pembakar di dalam amunisi itu juga menyebarkan pecahan zirconium yang membakar yang dirancang untuk membakar sasaran yang mudah terbakar di dekatnya.

Komisi parlemen Yaman itu, ketika mengunjungi tempat tersebut, mengatakan bahwa semua rumah dan isinya terbakar dan semuanya tinggal bekas furnitur. AI menyatakan mereka telah minta informasi mengenai serangan itu dari Pentagon, tapi belum menerima jawaban. Menurut AI, mereka memperleh foto-foto itu dari sumber mereka sendiri, tapi tidak mereka keluarkan sebelumnya dalam rangka untuk memastikan keasliannya dan memberi AS waktu untuk menanggapinya. AS dan Yaman sendiri belum menandatangani Konvensi mengenai Amunisi Curah, perjanjian yang dirancang PBB untuk melarang secara komprehensif senjata itu yang akan mulai berlaku 1 Agustus 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com