Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Guinea-Bissau Gulingkan Perdana Menteri

Kompas.com - 02/04/2010, 11:53 WIB

BISSAU, KOMPAS.com — Tentara Guinea-Bissau menahan panglima militer dan perdana menteri dalam satu percobaan kudeta di negara Afrika Barat yang tidak stabil itu. Panglima militer yang baru bahkan mengancam akan membunuh sang perdana menteri.

Ada berbagai versi yang berkembang, Kamis, mengenai apakah Perdana Menteri Carlos Gomes Junior telah dibebaskan atau apakah dia masih di bawah tahanan rumah. Namun, panglima militer yang baru diangkat, Antonio Indjai, sebelumnya mengancam akan membunuh Gomes.

Kecaman langsung muncul atas peristiwa itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat, Uni Eropa, dan masing-masing negara Eropa mengutuk aksi tersebut.
Sebuah sumber militer mengatakan, Gomes telah ditahan di kantornya, Kamis pagi, lalu dibawa ke bekas markas besar tentara, tetapi kemudian dibawa kembali ke kantornya sebelum dikawal ke rumahnya. "Kami tak tahu apa yang dilakukan terhadapnya," katanya.

Para tentara tampak mengepung barak-barak militer, sedangkan ratusan orang berkumpul di luar markas besar pemerintah sambil berteriak, "Bebaskan Cadogo. Kami telah cukup mengalami kekerasan."

Kepala Staf Pertahanan Jenderal Jose Zamora Induta dan 40 perwira juga telah ditahan, kata sumber militer. "Kami membawa mereka di bawah kawalan ke pangkalan udara dekat bandara," kata sumber itu.
    
Indjai, sebelumnya adalah wakil kepala staf militer, telah dipilih untuk mengelola situasi di negara kecil Afrika Barat itu. Siaran Radio Nasional diganti dengan musik-musik militer, tetapi ratusan demonstran berkumpul di luar kediaman perdana menteri untuk memprotes penahanannya.

Indjai telah mengancam akan membunuh Gomes, yang populer dengan nama panggilan "Cadogo", jika para pendukungnya terus mendesakkan pembebasannya. "Kami minta kepada Anda untuk menghentikan apa pun yang menarik khalayak di jalan-jalan," kata jenderal itu dalam satu konferensi pers.

"Jika Anda tidak mengindahkan hal ini, kami akan membunuh Cadogo," katanya menambahkan. Indjai yang marah juga mengatakan kepada AFP dalam wawancara singkat melalui telepon bahwa "Cadogo adalah seorang penjahat dan dia harus diadili seperti yang lain."

Kamis malam, demonstran telah dibubarkan. Namun, dalam satu pernyataan yang disiarkan radio, Indjai mengatakan, militer akan menyampaikan kewenangan politik.

Presiden Malam Bacai Sanha, dalam satu pernyataan kepada radio Portugis, mengakui bahwa panglima militer terguling, Induta, kini telah ditahan. Sanha mengatakan,  "Ada kekacauan di kalangan tentara yang sampai pada pemerintah, tetapi situasi kini telah tenang."

Gomes kini telah berada di rumahnya dan panglima militer Induta yang digulingkan berada di satu pangkalan udara di dekat Bissau, tempat dia ditahan.

Seorang saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa pada Kamis malam, tentara yang mengawal Gomes telah diganti oleh para perwira polisi, yang ditugasi untuk menjamin keselamatannya. Namun, masih tidak jelas apakah dia ditahan atau tidak.

Sekjen PBB Ban Ki-moon menyerukan resolusi damai, sedangkan pernyataan yang dikeluarkan oleh wakil khususnya untuk negara itu mengatakan, perdana menteri negara itu ditahan dan kemudian dibebaskan. Bekas koloni Portugis itu telah berulang kali mengalami kudeta sejak merdeka pada 1974.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com