Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burma Partnership: Pemilu Myanmar Tidak Selesaikan Masalah

Kompas.com - 28/03/2010, 13:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada Pemilu 1990 Myanmar, sebagian besar rakyatnya memberikan suara untuk mengakhiri kekuasaan militer. Dua puluh tahun setelah pembatalan hasil pemilu tersebut, rezim militer Myanmar bersiap untuk mengadakan Pemilu 2010. 

Burma Partnership menilai, Pemilu 2010 di Myanmar tidak akan menyelesaikan krisis di negeri tersebut.

"Pemilu 2010 yang berada di bawah aturan konstitusi militer 2008 tidak hanya akan gagal menyelesaikan masalah dan krisis di Burma, tetapi juga akan semakin "memperkuat" kekuasaan rezim militer yang akhirnya akan menyebabkan instabilitas lebih lanjut bahkan konflik bersenjata," sebut Ketua Burma Partnership Ma Khin Ohmar, dalam konferensi pers "Strengthening Cooperation for Free Burma", Minggu (28/3/2010) di Hotel Ambara, Jakarta.

Oleh karena itu, jaringan organisasi-organisasi Asia Pasifik yang melakukan advokasi dan memobilisasi gerakan bagi demokrasi dan HAM di Myanmar itu  mengusulkan tiga hal yang harus dipenuhi oleh rezim militer bila Pemilu 2010 tetap dipilih sebagai jalan menuju demokratisasi.

"Kami menyuarakan tiga benchmark yang harus dipenuhi rezim, yakni dibebaskannya semua tahanan politik, dihentikannya permusuhan terhadap kelompok etnis dan kekuatan-kekuatan prodemokrasi, serta melakukan dialog yang inklusif dengan para tokoh penting dari kelompok-kelompok demokrasi dan suku bangsa, termasuk membahas kembali Konstitusi 2008," katanya.

Ia menegaskan, jika rezim militer Myanmar tidak memenuhi ketiga benchmark tersebut, Burma Partnership mengajak masyarakat internasional untuk menyatakan bahwa Pemilu Myanmar 2010 tidak demokratis, dan tidak mengakui hasil-hasilnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com