Jakarta, Kompas
Mereka berdemo atas nama Koalisi Perjuangan Rakyat Papua Barat. ”Kami sampaikan selamat datang kepada Obama,” kata Okama Kossay, Ketua Koalisi.
”Persoalan Papua masih termasuk tanggung jawab AS karena AS termasuk salah satu sponsor otsus (otonomi khusus). Dan, terlihat sekarang otsus (di Papua Barat) gagal,” kata Okama.
Dalam pernyataannya, menurut Koalisi, hingga kini masyarakat Papua masih mengalami pembungkaman kebebasan
Dalam kesempatan berbeda, Jhonson Panjaitan sebagai salah satu anggota Tim Pembela Masyarakat Papua meminta kesempatan untuk bertemu Presiden Obama. Agenda yang hendak mereka sampaikan berkaitan dengan tindakan Freeport McMorran Copper & Gold Inc mengambil dan merusak tanah ulayat serta pelanggaran HAM masyarakat suku Amungme.
Tim pembela yang mewakili Titus Natkime, anak kandung kepala suku terbesar Amungme, juga melaporkan perusakan lingkungan yang dilakukan perusahaan AS itu akibat tailing.
”Kini masyarakat Amungme tidak bisa lagi menggunakan air dari sungai mereka,” ungkap Jhonson.
Masyarakat Amungme mulai dari tahun 1967 hingga saat ini tidak pernah menerima manfaat langsung dari tambang tembaga dan emas oleh Freeport. Mereka juga tidak pernah sama sekali mendapatkan ganti rugi.
”Oleh karena itu, sesuai hukum yang sah di Indonesia, masyarakat Amungme selaku pemilik yang sah atas tanah ulayat berhak atas pembayaran ganti rugi,” demikian bunyi surat mereka yang ditujukan kepada Presiden Obama.