Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentas Politik pada Pemilu Irak 2010

Kompas.com - 06/03/2010, 03:33 WIB

Musthafa Abd Rahman

Irak akan menggelar pemilu legislatif tingkat nasional kedua pada Minggu, 7 Maret. Pemilu legislatif tingkat nasional pertama digelar pada 2005.

Pentas politik Irak dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini mengalami perubahan besar. Perubahan yang menonjol adalah kekuatan-kekuatan politik secara simbol mulai meninggalkan isu sektarian dan menggantinya dengan isu nasionalisme sebagai wadah pemersatu.

Hal itu membawa dampak menjelmanya banyak koalisi politik yang di dalamnya beranggotakan berbagai macam latar belakang mazhab agama, etnis, ideologi, dan bahkan agama.

Maka, kali ini muncullah nama kekuatan politik yang mengusung sentimen nasionalis, seperti Koalisi Nasional Irak, Koalisi Negara Hukum, dan Gerakan Nasional Irak. Hanya partai Kurdi yang masih mengibarkan bendera etnis, seperti Partai Demokrasi Kurdistan (KDP) dan Uni Patriot Kurdistan (PUK).

Berbeda dengan pemilu tahun 2005, di mana para kandidat saat itu mencalonkan diri, berlomba, serta rakyat memberi suara atas dasar identitas mazhab agama, etnis, dan bahkan agama.

Kekuatan-kekuatan politik menonjol yang akan berlomba dalam pemilu legislatif kali ini adalah:

Koalisi Nasional Irak

Koalisi Nasional Irak ini didirikan pada 24 Agustus 2009, menghimpun 11 kekuatan politik. Di antara yang terpenting kekuatan politik utama Syiah, seperti Dewan Tinggi Islam atau SIIC pimpinan Ammar al-Hakim, kubu Al Sadr pimpinan tokoh muda Syiah Moqtada al-Sadr, Partai Fadilah, Parti Dakwah sayap Ibahim Jaafari, Kongres Nasional Irak pimpinan Ahmed Chalabi, kubu Al Wasat pimpinan Mouafik-Rubaie, dan sejumlah kekuatan politik Sunni, seperti Lembaga Ulama Muslimin dan Dewan Penyelamat Al Anbar, serta beberapa figur liberal, sekuler, dan independen.

Dewan Tinggi Islam dan kubu Al Sadr berharap mengembalikan kekuatan politiknya di tengah publik Syiah yang sempat melorot pada pemilu legislatif tingkat provinsi pada Januari 2009.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com