Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khieu Samphan Jalani Persidangan

Kompas.com - 12/02/2010, 11:36 WIB

PHNOM PENH, KOMPAS.com — Mantan pemimpin Khmer Merah Khieu Samphan dihadirkan dalam public hearing yang berlangsung pada persidangan di Extraodinary Chambers in the Court of Cambodia (ECCC) in Phnom Penh, Jumat (12/2/2010).

Dalam persidangan ini, Samphan akan menyampaikan pembelaan atas penangkapan dirinya yang dituduh melakukan genosida. Samphan dianggap bertanggung jawab atas tewasnya dua juta orang akibat pembunuhan, kelaparan, dan kerja paksa selama periode pemerintahan Khmer Merah para tahun 70-an di Vietnam.

Sebelum ini, mantan ideolog dan orang nomor dua Khmer Merah, Nuon Chea, serta mantan Menlu Khmer Merah Ieng Sary didakwa melakukan genosida. Dakwaan ini ditetapkan pada 16 Desember 2009 silam. Keduanya ditahan dan diperkirakan akan mulai diadili tahun ini.

Nuon Chea dan Ieng Sary telah didakwa dengan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, begitu juga pembunuhan dan penyiksaan. Keduanya didakwa terlibat dalam tewasnya etnis Cham dan Vietnam semasa rezim Khmer Merah berkuasa di Kamboja tahun 1975-1979.

Persidangan yang berlangsung hari ini terhadap Samphan merupakan kelanjutan dari dakwaan genosida tersebut. Selain Samphan, masih ada pemimpin Khmer Merah lainnya, Ieng Thirith.

Seperti yang dilansir BBC, Khieu Samphan yang kini memasuki usia 79 tahun tak pernah memberikan sangkalan mengenai jumlah korban tewas selama masa pemerintahannya itu. Namun, ia dengan tegas mengatakan bahwa sebagai kepala negara ia tidak memiliki tanggung jawab langsung atas peristiwa tersebut.

Hal serupa pun pernah disampaikan salah satu penasihat hukum Samphan, Jacques Verges. Ia mengatakan, Samphan tak sepantasnya diseret untuk bertanggung jawab atas semua kejadian itu.

Verges adalah pengacara terkenal asal Perancis yang pernah menjadi penasihat hukum bagi penjahat perang Nazi, Klaus Barbie, dan juga penculik asal Venezuela, Carlos the Jackal. Samphan dan Verges merupakan teman lama saat mereka masih terlibat dalam pergerakan mahasiswa sayap kiri di Perancis tahun 1950-an.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com