Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kecam Deklarasi Iran sebagai Negara Nuklir

Kompas.com - 12/02/2010, 06:11 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Gedung Putih benar-benar dibuat "gatal" oleh Iran. Deklarasi sebagai negara nuklir yang dikumandangkan Presiden Ahmadinejad dalam peringatan ke-31 Revolusi Islam di Teheran, kemarin, benar-benar membuat panas telinga Amerika.

Kecaman pun mengalir deras. Mereka memandang Iran bukan lagi mengembangkan nuklir semata-mata untuk kepentingan damai, tetapi bermotif politis. Apalagi situasi domestik Iran kini juga tengah memanas.

Sekelompok senator dari Partai Republik pun memperkenalkan adanya rancangan undang-undang yang bertujuan untuk memberikan dukungan terbuka dari AS untuk demonstran antipemerintah di Teheran. Mereka melihat Iran adalah negara yang lapar untuk kebebasan dan Amerika mempunyai kewajiban untuk mendukung mereka.

"Apa yang mereka lakukan itu yang didasarkan pada politik, bukan pada fisika," kecam Robert Gibbs, juru bicara kepresidenan.

"Program nuklir itu telah mengalami serangkaian masalah sepanjang tahun. Banyak hal yang disampikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad ternyata tidak benar," katanya.

"Kami tidak percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memperkaya urainum ke tingkat yang selama ini mereka gembar-gemborkan," kata Gibbs.

Sepeti diwartakan sebelumnya, Ahmadinejad mengumumkan bahwa Iran telah menghasilkan sebuah "saham pertama" dari 20 persen uranium yang diperkaya. Iran juga sesumbar mampu memperkaya uranium itu sampai 80 persen, tetapi hal itu tidak akan dilakukannya.

Gibbs mengesampingkan pertanyaan baru tentang China yang jelas-jelas menentang keras sanksi baru terhadap Iran lantaran menolak kesepakatan internasional. "China telah dan akan terus memainkan peran yang konstruktif. Kami percaya itu dan saya pikir mereka percaya bahwa kepentingan mereka tidak untuk mengikuti perlombaan senjata di seluruh dunia," kata Gibbs.

"Ini jelas tidak dalam kepentingan mereka secara ekonomis mengikuti perlombaan senjata di Timur Tengah."

China adalah anggota penting kelompok enam negara yang mempertimbangkan sanksi lebih keras terhadap Iran di Dewan Keamanan PBB. Washington sudah memuji Rusia karena dukungannya yang terbuka.

Washington pada hari Rabu (10/2/2010) mengumumkan seperangkat sanksi lebih keras dengan target menghukum Garda Revolusi Iran. Sementara Pemerintah Iran kini masih dihadapkan pada protes di jalan-jalan. Washington telah berkali-kali membuat permohonan agar aparat keamanan Teheran menghindari kekerasan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowley, juga mengecam pemblokiran internet dan jaringan telepon.

Sementara Senator Partai Republik John Cornyn dan Sam Brownback memperkenalkan undang-undang yang akan memberikan lampu hijau adanya bantuan nonmiliter kepada kelompok-kelompok oposisi Iran dan bantuan kemanusiaan untuk "korban rezim saat ini".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com