Manaus, Jumat
Di Brasil, gringo tidak hanya merujuk orang Amerika, tetapi secara umum juga merujuk kepada siapa saja yang berasal dari belahan bumi utara. ”Saya tidak ingin gringo mana pun meminta kami membiarkan penduduk Amazon tewas karena kelaparan di bawah pohon,” kata Lula, Kamis (26/11), sesaat sebelum bertemu para delegasi pertemuan puncak Amazon di Brasil.
”Kami ingin melestarikan (Amazon), tetapi mereka harus membayar harga pelestarian ini karena kami tidak pernah menghancurkan hutan kami seperti mereka (gringo) menebang habis hutan seabad lalu,” lanjutnya.
Pertemuan Amazon itu dimaksudkan untuk menyatukan posisi delapan negara di sekitar hutan Amazon soal deforestasi dan perubahan iklim menjelang pertemuan puncak di Kopenhagen, Denmark, 7-8 Desember 2009. Akan tetapi, hanya dua kepala negara yang menghadiri pertemuan puncak itu, yaitu Presiden Guyana Bharrat Jagdeo dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, mewakili Guyana-Perancis.
Negara lain, yaitu Bolivia, Kolombia, Ekuador, Peru, Venezuela, dan Suriname, hanya mengirim wakil presiden atau menteri. Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Presiden Kolombia Alvaro Uribe bahkan membatalkan kehadiran mereka pada menit-menit terakhir.
Meskipun pertemuan puncak itu kurang gereget, para pembantu Lula mengatakan, sangat penting untuk mengirimkan pesan bahwa Amazon adalah rumah bagi 30 juta jiwa. Kebanyakan dari mereka bergantung pada kekayaan alam hutan tropis terbesar di dunia itu untuk hidup.
Brasil memiliki sekitar 60 persen dari seluruh Amazon yang didiami sekitar 25 juta jiwa. ”Di Eropa, setiap orang memiliki opini tentang Amazon dan ada orang yang berpikir bahwa Amazon adalah kebun binatang di mana Anda harus membayar untuk masuk. Mereka tidak tahu bahwa 30 juta orang bekerja di sana,” kata Marco Aurelio Garcia, penasihat kebijakan luar negeri Lula.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.