Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saya Tahu Tembok Berlin Pasti Runtuh

Kompas.com - 02/11/2009, 06:10 WIB

KOMPAS.com-Mantan Menteri Luar Negeri Uni Soviet Eduard Shevardnadze (81) tahu bahwa suatu saat Tembok Berlin pasti runtuh. Sebagai salah satu arsitek keruntuhan Tembok Berlin, Shevardnadze ternyata menghadapi resistensi, baik dari pihak militer Uni Soviet maupun pemimpin Barat.

”Berita (kejatuhan Tembok Berlin) tidak mengejutkan saya. Saya tahu itu akan terjadi. Prosesnya telah lama dimulai,” ujar Shevardnadze kepada kantor berita AFP, Sabtu (31/10), di kediamannya, di Tbilisi, Georgia.

Dengan tidak melakukan apa-apa guna menopang rezim-rezim yang akan kolaps, Shevardnadze bersama Presiden Uni Soviet (waktu itu) Mikhail Gorbachev dipuji karena memungkinkan Tembok Berlin runtuh.

Shevardnadze mengenang, dia dan Gorbachev harus melawan ketakutan dan prasangka guna menghindari pertumpahan darah. ”Ada banyak hambatan. Penentang paling besar adalah Erich Honecker, pemimpin Jerman Timur. Beberapa anggota Politburo juga menentang,” tuturnya.

Salah satu hambatan terbesar meruntuhkan Tembok Berlin adalah militer Uni Soviet yang sangat ingin menggunakan kekuatan militer untuk mencegah jatuhnya Tembok Berlin dan bersatunya Jerman. ”Kami sangat khawatir dengan posisi militer Uni Soviet dalam isu ini. Kami tahu bahwa situasi bisa memburuk dan militer campur tangan,” kata Shevardnadze.

Kekhawatiran itu membuat Shevardnadze dan Gorbachev pergi ke Berlin guna mencegah intervensi militer. ”Kami menenangkan militer. Kami menjamin tidak akan ada pertumpahan darah. Kunjungan itu membantu mencegah bencana,” ujarnya.

Barat menentang

Secara mengejutkan, sejumlah pemimpin Barat turut menentang jatuhnya Tembok Berlin. Salah satunya Perdana Menteri Inggris (waktu itu) Margaret Thatcher. Inggris merasa kejatuhan Tembok Berlin akan membawa ancaman besar terhadap keamanan mereka. Perancis juga tidak menghendaki Tembok Berlin diruntuhkan.

Menyusul jatuhnya Tembok Berlin tahun 1989, Shevardnadze banyak mendapat pujian atas perannya dalam runtuhnya tembok pemisah Jerman tersebut. Dia masih menyimpan sepotong kecil Tembok Berlin dengan tulisan ”Terima Kasih Eduard” dalam bahasa Jerman.

Setelah sempat menjadi Presiden Georgia pada awal 1990-an, Shevardnadze digulingkan secara damai dalam Revolusi Mawar tahun 2003. Selama enam tahun terakhir, Shevardnadze menghabiskan waktunya untuk menulis memoar dan jarang meninggalkan kediamannya. Pada usia 81 tahun saat ini, Shevardnadze melihat dunia sekarang lebih aman dibandingkan dengan 20 tahun lalu, sebelum Tembok Berlin runtuh. (afp/fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com