MOSKWA, KOMPAS.com
Dia menggugat surat kabar Rusia yang menurut dia mempertanyakan kehormatan dan martabat kakeknya, almarhum diktator Uni Soviet itu.
Dzhugashvili menuntut ganti rugi 340.000 dollar AS kepada koran independen
Berita berjudul ”Beria Dinyatakan Bersalah” menyebutkan bahan penulisan adalah dari sebuah dokumen arsip Soviet yang bukan lagi rahasia. Arsip itu ditandatangani dan diserahkan Stalin kepada Kepala Polisi Rahasia Lavrenti Beria.
Penggugat, yang tidak hadir pada sidang di Pengadilan Negeri Basmanny, juga menuntut ganti rugi uang dari penulis artikel itu, Anatoly Yablokov.
Pada tahun-tahun terakhir, ada peningkatan upaya merehabilitasi pamor Stalin. Menurut kelompok HAM Memorial, Stalin memerintahkan kematian bagi sedikitnya 724.000 warga selama program pembersihan yang mengalami puncak pada dekade 1930-an.
Beberapa bulan lalu, Stalin terpilih sebagai orang Rusia terbesar ketiga sepanjang masa dalam sebuah jajak pendapat televisi. Sebuah plakat bertuliskan namanya, yang puluhan tahun lalu lenyap dari ruang depan sebuah stasiun metro Moskwa, baru-baru ini muncul kembali.
Mantan pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev, tahun lalu mencela upaya menggambarkan Stalin sebagai seorang ”manajer yang cemerlang” dan bukan seorang otokrat pembunuh.
”Ada orang-orang di kekuasaan yang ingin melihat sejarah negara ini sebagai hal yang seluruhnya gilang gemilang,” kata Genri Reznik, pembela
Misi Kremlin, kata Reznik, ”tak boleh ada pihak yang mengelamkan sikap rakyat kita, yang menguntungkan musuh” .
Yury Mukhin, pengacara penggugat, mengatakan, ”Stalin bagi banyak orang adalah lambang pemimpin jujur dan adil.” Sebuah kemenangan dalam kasus pencemaran nama baik itu bisa mengubah isi sejarah.
Di ruang sidang, serombongan pensiunan memperlihatkan solidaritas bagi Stalin. Namun, Nina Kruscheva, cicit Nikita Kruschev, mantan pemimpin Soviet, mengatakan berpihak kepada