Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ghailani, Koki Osama Berharga Rp 50 Miliar

Kompas.com - 10/06/2009, 08:39 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Tahanan pertama Teluk Guantanamo yang dibawa untuk diadili di AS, Ahmed Khalfan Ghailani, dianggap sebagai anggota penting Al Qaeda.

Seperti dilansir AFP, ia menghadapi tuduhan teror karena pengeboman Kedutaan Besar AS di Afrika barat pada 1998 yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Ghailani, seorang Tanzania yang juga dikatakan pernah menjadi koki Osama bin Laden, menghadapi 286 tuduhan terpisah yang dikemukakan dalam dakwaannya Maret 2001. Di antaranya konspirasi untuk membunuh, mengebom, memuntungi, dan menggunakan senjata pemusnah massal terhadap warga AS, tuduhan yang mengancamnya hukuman mati.

Ia juga dituduh berkonspirasi dengan Bin Laden dan anggota Al Qaeda lainnya "untuk membunuh orang Amerika di mana pun di dunia". Ia di urutan kedelapan dalam daftar orang yang paling dicari FBI dan kepalanya dihargai 5 juta dollar AS (sekitar Rp 50 miliar). Ia mempunyai sejumlah nama alias termasuk Foopie dan Ahmed Tanzania.

Sebagian besar dari tuduhan terhadapnya berkaitan sejumlah pengeboman yang hampir bersamaan pada 7 Agustus 1998 yang menewaskan 213 orang di Nairobi, 11 orang di Dar es Salaam dan melukai lebih dari 5.000 orang yang lain.

Pertama tertangkap di Pakistan pada 2004, Ghailani ditahan sejak 2006 di Teluk Guantanamo, pangkalan angkatan laut AS, tempat sebanyak 240 tersangka "perang atas teror" ditahan, untuk menghadapi pengadilan di pengadilan sipil di AS.

Ghailani diperkirakan lahir sekitar 1974 di Zanzibar, Tanzania. Ia adalah satu dari 15 tahanan yang dikirim dari tahanan rahasia CIA di luar negeri ke Guantanamo. Pihak berwenang New York pertama mendakwanya pada Desember 1998.

Pria bermuka seperti bayi dengan mata coklat dan rambut hitam itu dituduh telah membeli kendaraan yang membawa silinder gas dan TNT yang digunakan untuk membuat bom yang menghantam Kedutaan Besar AS di Tanzania pada 7 Agustus 1998.

Pada hari sebelum pengeboman kedutaan itu, Ghailani pertama pindah ke Afganistan, tempat ia mengikuti latihan di kamp Al Qaeda. Segera sesudah serangan AS di Afganistan pada Oktober 2001 dan jatuhnya Taliban, Ghailani melarikan diri ke Karachi, Pakistan, sebelum pindah ke Waziristan Selatan pada 2003.

Menurut satu sumber polisi, Ghailani tertangkap di Gujarat, 160 km di timur Islamabad pada Juli 2004 berkat informasi dari seorang pria yang biasa memberi pasokan makanan di tempat persembunyiannya bersama istri dan beberapa gerilyawan lain. Sebanyak 13 orang, termasuk istrinya yang orang Uzbekistan, dua orang Afrika Selatan, dan beberapa anak ditangkap dalam serangan polisi menyusul tembak-menembak yang berlangsung hampir delapan jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com