Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Makin Bahaya

Kompas.com - 10/06/2009, 06:38 WIB
 WASHINGTON, KOMPAS.com - Korea Utara kian berbahaya, terutama dengan gencarnya uji coba nuklir dan rudal antarbenua serta suksesi kepemimpinan penguasa Korut, Kim Jong Il. Potensi percampuran antara dua hal ini, menurut Direktur Lembaga Intelijen Nasional AS Dennis Blair, sangat berbahaya. ”Pola perilaku Korut akhir-akhir ini sebenarnya sama. Namun, kali ini Korut lebih banyak menggunakan senjata lebih berbahaya, seperti nuklir dan misil,” kata Blair, Selasa (9/6).

Oleh karena itu, menurut Blair, risiko ancaman Korut kian besar. Salah satu alasan Korut menjadi kian berbahaya karena suksesi di Korut. ”Kalau ada kombinasi perilaku seperti memicu provokasi dan suksesi, hasilnya potensi bahaya luar biasa,” kata Blair.

Blair menambahkan, berbagai uji coba nuklir dan misil di Korut itu semata-mata untuk mencoba menakut-nakuti Barat hingga pada akhirnya negara-negara Barat akan menawarkan uang atau apa pun asal Korut bersedia meninggalkan program persenjataannya. ”Mereka sering mengambil langkah yang kelewatan lalu berharap akan ditawari uang untuk menghentikan segala tingkahnya itu,” kata Blair.

Nuklir untuk bela diri

Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama, Sabtu, mengatakan, uji coba nuklir di Korut termasuk ”tindakan provokatif luar biasa”. Sebaliknya, Korut menyebutkan senjata nuklir yang mereka miliki hanya akan digunakan untuk melawan musuh dan mempertahankan diri dari serangan pihak luar. Harian Minju Joson melaporkan, Korut pasti langsung membalas serangan pre-emptive yang datang dengan serangan menggunakan peralatan yang lebih canggih.

Harian milik partai komunis, Rodong Sinmun, melaporkan, semangat perlawanan revolusioner pasukan keamanan dan rakyat di Korut serta tindakan pertahanan diri untuk mengusir penjajah kini terasa sangat kental. Apalagi jika mengingat kemungkinan menghadapi musuh yang akan mengambil tindakan tegas dan keras dan tanpa ragu-ragu melakukan serangan pre-emptive.

”Korut bisa membalas serangan pre-emptive yang sama, tetapi dengan gaya Korea. Lebih baik imperialis AS membatalkan niat untuk mengajak perang karena justru akan bisa menghancurkan diri sendiri,” lanjut harian itu. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com