NEW YORK, KOMPAS.com -
Sekjen PBB Ban Ki-moon di Markas PBB di New York, Rabu (18/3), menuturkan, merebaknya aksi perompakan di perairan seputar Somalia sepanjang tahun 2008 yang meningkat 200 persen dibandingkan tahun 2007 karena kondisi tanpa hukum di Somalia yang memungkinkan munculnya jaringan perompak. Disebutkan, satu dari jaringan perompak itu beroperasi di kawasan Puntland yang melepaskan diri dari pemerintahan di Djibouti. Jaringan lainnya berbasis di wilayah Mudug, Somalia selatan.
”Sebagian besar milisi perompak saat ini memiliki akar dalam komunitas nelayan di pesisir Somalia, terutama di Somalia tengah dan timur laut. Organisasi mereka merefleksikan struktur sosial yang berbasis pada klan Somalia,” ujar Ban.
Dijelaskan, di Puntland, kelompok perompak utama berlokasi di Distrik Eyl, dengan kelompok yang lebih kecil beroperasi dari Bossaso, Quandala, Caluula, Bargaal, dan Garacad. Ban menambahkan, pada akhir tahun lalu Grup Eyl masih menyekap enam kapal dengan seluruh awaknya. Mereka berharap mendapat uang tebusan 30 juta dollar AS atau sekitar Rp 360 miliar.
Ban mensinyalir meningkatnya ”laporan keterlibatan para pejabat pemerintahan di Puntland dalam perompakan”. Namun, dikatakan, perlu dicatat bahwa mantan dan pemimpin di dua wilayah Somalia itu semakin melakukan pendekatan tegas dalam memberantas perompakan dan perampokan bersenjata di lepas pantai Somalia.
Jaringan Mudug yang berbasis di Xarardheere menyekap kapal MV Fainan berbendera Ukraina yang membawa 33 tank dan amunisi buatan Rusia. Kelompok ini juga menyekap tiga kapal lainnya dari September 2008 hingga Februari lalu. (AFP/Reuters/ppg)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.