Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Yakin Mampu Tembak Jatuh Rudal Korut

Kompas.com - 04/03/2009, 13:10 WIB

WASHINGTON, RABU — Amerika Serikat terus menjalankan diplomasinya untuk menghambat peluncuran peluru kendali oleh Korea Utara.

Namun, militer AS juga menyuarakan keyakinan bahwa mereka mampu menembak jatuh rudal itu jika Korut meneruskan rencana peluncuran.

Dalam pernyataan-pernyataan yang tidak seperti biasanya dilontarkan secara terus terang, Komandan Komando Pasifik AS yang berpangkalan di Hawaii, Laksamana Timothy Keating, mengatakan bahwa kapal-kapal penyergap siap untuk dikerahkan begitu ada perintah.

"Jika yang terjadi itu lebih dari peluncuran satelit, kami akan siaga penuh untuk melakukan langkah-langkah seperti yang diperintahkan presiden," katanya dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan ABC News.

Utusan baru Pemerintah AS untuk Korut, Stephen Bosworth, melakukan pembicaraan dengan China, Rabu (4/3), membahas Korut. AS dan Korsel mengatakan, tujuan utama peluncuran Korut adalah uji coba peluru kendali yang menurut teori bisa mencapai Alaska, negara bagian di AS.

Direktur Percobaan Operasional dan Evaluasi Pentagon Charles McQueary mengatakan bahwa AS telah melakukan skenario percobaan untuk menghadapi peluncuran peluru kendali Korut. "Bagi saya ini adalah demonstrasi untuk menunjukkan bahwa sistem ini punya kemampuan untuk menjalankan fungsinya," kata McQuenary di depan sebuah panel kongres.

AS dan sekutu-sekutunya telah menggelar pertahanan sejak 1998 ketika Korea Utara menembakkan rudal jarak jauh Taepodong di atas pulau utama Jepang, Honshu, ke Samudera Pasifik. AS mengoperasikan sekitar 28 penyergap berbasis di darat, 18 kapal yang dilengkapi dengan radar Aegis, dan sejumlah sistem radar, termasuk seperangkat Cobra Dane di pulau-pulau Aleutian di Alaska, menurut Badan Pertahanan Peluru Kendali.

Sekutu-sekutu AS di kawasan itu, yaitu Jepang dan Korea Selatan, juga sudah mempunyai kapal-kapal yang dilengkapi Aegis. Jepang, yang memiliki hubungan tegang dengan Korea Utara, telah menempatkan peluru-peluru kendali penyergap, termasuk di pusat Tokyo.

Ahli Korea Utara, Bruce Klingner, yang sebelumnya pernah bekerja di CIA melihat bahwa kemungkinan Pyongyang melakukan percobaan rudal adalah 70 hingga 80 persen. "Ini adalah langkah berikutnya dalam peningkatan upaya Pyongyang untuk mencoba memaksa AS melunakkan tuntutan-tuntutan AS dalam pembicaraan enam pihak dan mengelak dari syarat yang ditetapkan standar internasional untuk verifikasi perlucutan nuklir," kata Klinger.

Namun, ia mengatakan bahwa percobaan akan memicu kerjasama militer yang lebih erat antara Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, seperti mengarahkan Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak untuk memperluas pertahanan peluru kendali.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com