Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Bebaskan Tawanan Pemberontak

Kompas.com - 22/02/2009, 04:09 WIB

KHARTOUM, SABTU- Sudan, pada Sabtu (21/2) membebaskan 24 tawanan pemberontak Darfur segera sesudah dicapainya perjanjian yang ditengahi oleh Qatar dalam pembicaraan langsung pertama dalam beberapa tahun dengan kelompok pemberontak Gerakan untuk Persamaan dan Keadilan (JEM).
   
Presiden Omar al-Bashir telah menandatangani dekrit yang memerintahkan pembebasan itu, Menteri Kehakiman Abdel Basit Sabdarat mengatakan dalam kunjungan ke Khartoum oleh emir Qatar, Sheikh Hamas bin Khalifa al-Thani.
   
Pemerintah tidak mengatakan apakah semua mereka yang dibebaskan itu anggota JEM, kelompok pemberontak paling aktif di wilayah Darfur di Sudan barat.
   
Pada Selasa, pemerintah dan JEM menandatangani perjanjian yang meratakan jalan bagi pembicaraan damai yang lebih luas, yang ditujukan untuk mengakhiri konflik Darfur yang telah berlangsung enam tahun. Rincian mengenai perjanjian itu -- dicapai setelah sepekan pembicaraan yang diperantarai oleh Qatar -- dalam garis besarnya, tapi itu termasuk pertukaran tawanan, kata beberapa pejabat.
   
Pada hari yang sama, pemimpin JEM Khalil Ibtrahim mengumumkan pembebasan 21 tawanan pemerintah yang ditahan oleh kelompoknya. Pembebasan tawanan Sabtu itu tiba meskipun ada beberapa bentrokan kecil Kamis yang menyebabkan 11 tentara Sudan tewas atau terluka dan 17 petempur JEM tewas.
   
Juru bicara militer Osman Aghbash mengatakan seorang perwira dari Chad termasuk di antara korban tewas JEM. Sudan dan Chad saling tuduh pihak lainnya mendukung pemberontakan di wilayah mereka masing-masing.
   
Pada Rabu, JEM mengatakan pasukan Sudan telah mengebom posisi pemberontak, hari setelah perjanjian Doha ditandatangani. Militer membantah terlibat.
   
Menurut PBB, 300.000 orang telah tewas dan lebih dari 2,2 juta orang melarikan diri dari rumah mereka sejak pemberontakan minoritas etnik di Darfur meletus terhadap pemerintah Khartoum yang didominasi-Arab pada Februari 2003. Sudan menyebutkan korban tewas hanya 10.000 orang.
   
Pemimpin penuntut Pengadilan Pidana Internasional telah minta Juli lalu, surat perintah penangkapan untuk dikeluarkan terhadap Bashir karena dituduh melakukan genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Darfur.
   
New York Times melaporkan awal bulan ini bahwa ICC telah memutuskan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan itu. Tapi, seorang juru bicara pengadilan di Den Haag itu mengatakan pada 12 Februari,"Pada saat ini, tidak ada surat perintah penangkapan".
   
Penjaga perdamaian di Sudan dalam keadaan kesiagaan tinggi karena kekhawatiran akan reaksi permusuhan potensial terhadap orang asing jika ICC menerima rekomendasi untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Bashir.
   
Ada 9.800 penjaga perdamaian PBB yang mengawasi perjanjian damai 2005 yang mengakhiri dua dasawarsa konflik mematikan di Sudan selatan.
   
Dengan Uni Afrika, PBB juga menjalankan misi penjaga perdamaian bersama di Darfur yang sekarang ini memiliki 15.200 pollisi dan tentara.
   
Pada Rabu PBB mengatakan pengerahan penuh pasukan bersama UNAMID dengan kekuatan 26.000 tentara telah ditangguhkan lagi, tapi menyalahkan penangguhan itu pada logistik ketimbang politk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com