Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liburan Sekolah ke Bunaken

Kompas.com - 19/12/2008, 16:55 WIB

Oleh Dwi AS Setianingsih

Tidak lama lagi siswa SD-SLTA akan memasuki masa liburan panjang akhir tahun. Jangan biarkan waktu yang berharga bagi tumbuh kembang anak-anak itu terlewatkan begitu saja.

Adalah bijaksana liburan bersama keluarga diisi dengan kegiatan yang memperkaya wawasan Nusantara sembari berinteraksi dengan alam. Di antara banyak pilihan, taman laut Bunaken di Sulawesi Utara menyuguhkan pesona tersendiri.

Eksotisme Bunaken yang akrab dikenal sebagai surga bawah laut tidak hanya menarik bagi pehobi selam dan snorkeling, tetapi juga menjadi magnet bagi awam yang telah lama mendengar keindahannya.

Pengalaman kelompok mereka yang tak pernah akrab dengan laut pada awal Mei lalu barangkali bisa memberikan gambaran menariknya berwisata bahari ke Bunaken, menjajal snorkeling dan diving (selam).

Mengambil start dari Hotel Santika Manado yang berjarak sekitar 40 menit menggunakan kapal motor menuju Bunaken, niat kami menyaksikan pemandangan indah alam bawah laut Bunaken akhirnya terlaksana juga pada pagi hari.

Tak tanggung-tanggung, kami, orang-orang yang hanya biasa jago berenang di air tawar, menggandeng sejumlah pemandu dari Thalassa, operator selam dan snorkeling yang bermarkas di Desa Tongkeina, Kecamatan Molas, Manado. Thalassa sekaligus merupakan mitra Hotel Santika Manado untuk layanan selam dan snorkeling di Bunaken.

Cuaca pagi itu cukup cerah. Air laut terlihat tenang. Semilir sepoi-sepoi bertiup sepanjang perjalanan membelah ombak Teluk Manado. Canda dan tawa tak henti menjadi penanda semangat yang menyala-nyala.

Dari kejauhan, Pulau Bunaken tampak rimbun dengan berbagai pepohonan. Tak jauh dari Bunaken, Gunung Manado Tua terlihat gagah, seperti layaknya penjaga Pulau Bunaken. Hilir mudik perahu motor dan perahu dayung milik penduduk pulau menjadi pemandangan menarik di antara perjalanan. Kamera foto pun tak henti mengabadikan pemandangan itu untuk kenang-kenangan kelak.

Setelah 40 menit, perahu motor yang kami tumpangi berhenti di sebuah titik di tengah laut. Dari sana, rombongan yang terdiri dari 25 orang itu dibagi dua. Setiap kelompok berpindah ke perahu yang berkaca di bagian dasarnya. Lewat kaca bening itulah kami diajak terlebih dahulu menikmati keindahan alam bawah laut Bunaken tanpa harus berbasah-basah di air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com