Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Biaya Tambahan guna Hindari Perompak

Kompas.com - 03/12/2008, 05:02 WIB

TOKYO, SELASA - Industri perkapalan Jepang, Senin (1/12), menegaskan, mereka bersedia mengeluarkan dana tambahan lebih dari 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,2 triliun apabila kapal-kapal mereka harus mengubah rute untuk menghindari kawasan penuh perompakan di perairan Somalia.

Sejumlah kapal Jepang sudah mengambil jalur pelayaran melintasi Tanjung Harapan di Afrika Selatan ketimbang melintasi Terusan Suez dan Laut Merah serta melintasi Teluk Aden dan perairan Somalia. Asosiasi Pemilik Kapal Jepang menegaskan, pengalihan rute ini setelah terjadi puluhan serangan perompak di perairan Somalia.

Asosiasi ini memperkirakan ada tambahan dana 40 juta yen atau Rp 5 miliar bagi satu kapal dagang apabila menghindari Terusan Suez dan melintasi ujung Afrika Selatan. Sekitar 2.000 kapal dagang Jepang melintasi Terusan Suez setiap tahun. Di antaranya, sekitar 250 kapal relatif kecil, dengan kecepatan kurang dari 15 knot, sehingga sangat rentan terhadap serangan perompak.

Kapal yang berlayar melewati Tanjung Harapan akan semakin lama 10 hari dan menambah jarak perjalanan sejauh 6.500 kilometer. Diperlukan tambahan dana 10 miliar yen atau Rp 1,2 triliun.

Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan mengirim kapal pasukan bela diri guna mengawal kapal dagang mereka di kawasan penuh perompak itu. ”Kami juga berharap pemerintah akan mengirim kapal perang untuk melindungi kapal dagang Jepang,” ujar pihak Asosiasi Pemilik Kapal Jepang.

Tidak mudah bagi Jepang melibatkan kapal perangnya karena kebijakan damai yang dianut Jepang seusai Perang Dunia II. Oleh karena itu, pemerintah Tokyo harus mempersiapkan undang-undang khusus yang memungkinkan adanya misi kapal perang itu. (AP/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com