Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Satwa dan Pemburu Paus Bentrok, Selandia Baru Cuci Tangan

Kompas.com - 30/11/2008, 11:25 WIB

WELLINGTON, MINGGU — Pemerintah Selandia Baru tak akan bisa melakukan tindakan penyelamatan dengan cepat bagi siapa pun yang terluka atau hilang jika terjadi bentrok antara aktivis penyelamat satwa dan pemburu paus di perairan sebelah utara Antartika. Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully pada Sabtu (29/11) terkait beberapa bentrok yang terjadi antara pemburu paus dari Jepang dan kelompok aktivis penyelamat satwa.

Para penangkap paus bertolak dari Jepang pada awal bulan dan akan memburu sekitar 1.000 paus di perairan Ross. Sementara itu, kelompok aktivis satwa Sea Shepherd telah melakukan aksi untuk mengacaukan perburuan tersebut. Adapun kawasan laut Ross berada di bawah wewenang Selandia Baru berdasarkan hukum internasional bila ada aktivitas pencarian ataupun penyelamatan. 

Tahun lalu seorang kru kapal Jepang meninggal dalam kebakaran karena kapal besar pengangkut barang dari aktivis satwa dua kali menabrak kapal pemburu paus. Dalam kejadian itu, dua aktivis dinyatakan hilang beberapa hari di laut dalam keadaan membeku. Selandia Baru telah menyelamatkan seorang pemburu paus yang menderita sakit di kawasan perairan tersebut.

Murray mengatakan, jika seseorang terluka dalam bentrokan di antara kedua belah pihak, mereka hanya bisa mengandalkan bantuan dari kapal lain yang berada di wilayah tersebut. Pasalnya, Pemerintah Selandia Baru tak memiliki kapasitas untuk menyebar armada lautnya di perairan Ross untuk menyelesaikan konflik.

“Selandia Baru tak punya kapasitas untuk mengatasi insiden dimana seseorang harus diselamatkan,” ujarnya.

Tahun lalu kapal pengangkut barang dari Australia juga menguntit kapal pemburu paus dari Jepang yang akan berburu di perairan Antartika di sebelah selatan negara itu. Kedua negara telah memutuskan untuk melawan perburuan tersebut pada musim ini.

Di sebuah wawancara dengan Radio Nasional pada Sabtu pagi, Murray terlihat tak mengindahkan tanggung jawab pencarian dan penyelamatan negaranya pada bentrok di perairan es. “Kita tak dapat menanggung keselamatan dan kondisi setiap orang yang berada di perairan Ross,” tambah Murray.

Tetapi, ia mengatakan, pihaknya akan terus memenuhi tanggung jawab guna menyelamatkan siapa pun yang berada dalam kesulitan, meski ia juga tak berusaha menempatkan armadanya di kawasan itu untuk mengantisipasi masalah.

Pada Februari 2007 Pemerintah Jepang telah meminta Selandia Baru untuk membantu awak kapal yang sedang sakit di dekat perairan Ross. Selandia Baru telah berupaya menyelamatkan awak kapal Jepang yang terlunta-lunta di tengah laut ke rumah sakit. Sementara itu, menurut Menteri Lingkungan Hidup Selandia Baru Chris Carter, pihaknya memiliki tanggung jawab kemanusiaan untuk membantu keselamatan jiwa seseorang yang sedang terancam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com