Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Wartawan Diculik Bikin Trauma

Kompas.com - 18/09/2008, 07:43 WIB

DUBAI, KAMIS — Televisi Al Jazeera menayangkan video saat wartawan Kanada dan Australia diculik di Somalia, bulan lalu, dan menyatakan keduanya memohon kepada pemerintah mereka agar membebaskan mereka.

Warga Kanada, Amanda Lindhout (27); orang Australia, Nigel Brennan; dan wartawan, Somalia Abdifatah Mohammed Elmi, yang bekerja sebagai penerjemah disergap pada 23 Agustus oleh kelompok bersenjata di dekat Mogadishu.

Video itu menunjukkan Lindhout, mengenakan jubah panjang, dan rekan-rekannya beserta kelompok bersenjata tersebut. Ia berbicara ke kamera, tapi suaranya tak diudarakan. Televisi itu menyatakan penculik tersebut, menyebut diri Mujahidin Somalia, menuduh Kanada dan Australia ikut merusak Somalia dan menuntut mereka meninjau kebijakan tersebut.

Sejumlah laporan menyebut, penculik itu menuntut 2,5 juta dollar AS untuk kepulangan sandera tersebut. Pejuang Somalia membantah berada di balik penculikan itu. Penculikan biasa terjadi di Somalia, tempat pejuang memerangi pemerintah sementara dan sekutu tentara Etiopia-nya sejak awal 2007.

Somalia juga menjadi salah satu tempat paling berbahaya di dunia bagi wartawan untuk bekerja. Banyak wartawan diserang kemudian trauma dan sedikitnya sembilan wartawan setempat tewas sejak awal perlawanan tahun lalu. Dua pekerja amal Italia, yang diculik di dekat Mogadishu, dibebaskan pada 5 Agustus sesudah disekap lebih dari dua bulan.

Sumber kemanusiaan mengatakan kepada Reuters bahwa tebusan besar dibayarkan kepada penculik, tapi Pemerintah Italia menyangkalnya. Dua warga Perancis, yang dua pekan disandera perompak Somalia, dibebaskan tentara Perancis dengan menewaskan seorang perompak, kata pengumuman istana kepresidenan Elysee di Paris pada Selasa.

"Seorang perompak tewas dan enam lagi ditangkap dalam gerakan Senin malam atas perintah Presiden Nicolas Sarkozy," demikian pernyataan itu. "Presiden senang dengan keberhasilan gerakan ini dan mengirimkan ucapan selamat hangat kepada tentara yang ikut dalam gerakan itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com