Bersejarah, Ketua DPR AS Kunjungi Hiroshima

HIROSHIMA, SELASA - Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi monumen peringatan bom atom di Hiroshima, Selasa (2/9). Ini merupakan kunjungan resmi pejabat tertinggi AS ke monumen itu.

Politisi Partai Demokrat itu berada di Jepang untuk menghadiri pertemuan dua hari para pejabat legislatif negara-negara anggota Kelompok Delapan (G-8) di Hiroshima. Pelosi dan para wakil G-8 lain mengunjungi Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima Selasa pagi sebelum mengawali pertemuan itu.

Selama ini belum ada presiden AS atau wakilnya yang mengunjungi Hiroshima. Sebagai ketua DPR, Pelosi berada satu tingkat di bawah Wapres Dick Cheney. Jimmy Carter pernah mengunjungi monumen itu pada 1984, tetapi jauh setelah melepas jabatan sebagai presiden AS dan tidak secara resmi. Ia menjabat presiden antara 1977-1981.

Genyu Izawa, pendeta Buddha, berdiri ketika satu persatu wakil G-8 meletakkan karangan bunga di monumen berhentuk busur itu. "Sebagai orang Jepang, saya sangat bersyukur mereka memikirkan ini dan berkumpul di sini, tempat jatuhnya bom atom," kata Izawa yang datang dari Tokyo, menunjukkan dukungannya pada Pelosi atas komitmennya pada masalah Tibet.   
   
Sekitar 140.000 orang tewas seketika atau beberapa bulan setelah pesawat pengebom B-29 menjatuhkan bom pada 6 Agustus 1945. Tiga hari kemudian, 9 Agustus, satu lagi bom dijatuhkan di Nagasaki dan menewaskan 80.000 orang. Jepang menyerah pada 15 Agustus dan berakhir lah Perang Dunia II.      

Jepang yang kemudian menerapkan politik pasif menjadi penentang utama proliferasi nuklir. Pada peringatan 63 tahun bom atom bulan lalu, Wali Kota Tadatoshi Akiba mendesak presiden AS mendukung pelarangan senjata nuklir. Jepang juga mengajukan rancangan resolusi ke PBB  tahun lalu soal pelarangan itu.       
       
Pertemuan G-8  di Hiroshima itu akan berfokus pada perdamaian dan perlucutan senjata. Namun diperkirakan tidak ada hasil besar berupa kesepakatan atau pernyataan.        
       
Sadami Naganishi (73), warga Hiroshima, mengatakan berharap kunjungan para wakil G-8 itu menjadi langkah maju untuk membebaskan dunia dari senjata nuklir. "Saya harap mereka melihat apa yang terjadi di sini dan membawanya kembali ke negara mereka," kata Naganishi, yang ayahnya meninggal karena  penyakit terkait radiasi beberapa tahun setelah perang.