Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulos "Partonun" Merdi Sihombing

Kompas.com - 11/05/2008, 01:45 WIB

Ninuk Mardiana Pambudy

Kegairahan pada kain asli Indonesia sedang pasang saat ini. Lihat saja ke sekeliling, blus batik katun dipakai di setiap kesempatan. Padahal sebelumnya, yang paling rutin dipakai adalah kemeja katun motif cetak batik golkar.

Di luar batik, Indonesia punya banyak sekali kain asli. Songket dari Pelembang dan Sumatera Barat sudah populer, sementara ikat dari Kepulauan Sunda Kecil namanya dikenal luas melampaui batas negara. Di luar itu, banyak kain asli Indonesia yang masih sayup-sayup terdengar suaranya di luar komunitas penggunanya.

Ulos yang dibuat dan dikenakan masyarakat Batak di Sumatera Utara termasuk yang kurang dikenal masyarakat luas.

Merdi Sihombing menggunakan pendekatan lain untuk mengenalkan ulos ke masyarakat yang lebih luas. Dia sadar betul ulos harus dapat memenuhi selera masyarakat yang tidak mengerti ulos. Karena itu, tanpa meninggalkan filosofi dan ciri khas, Merdi mengolah ulos ke dalam warna-warna baru, benang yang lebih lembut, dan ragam hias yang komposisinya diubah.

Sebagai mahasiswa Jurusan Tekstil Institut Kesenian Jakarta dan beretnis Batak, Merdi memiliki modal dasar untuk mengolah ulos. Dia mendatangi penenun di kampung-kampung di Sumatera Utara dan mengajak mereka menggunakan benang berbeda, ragam hias yang dimodifikasi dari motif-motif tua dan tradisional, serta memakai pewarna alam.

Hasil kerja dua tahun itu dia sajikan dalam peringatan 25 tahun kehadiran PT South Pacific Viscose di Indonesia, Kamis (8/5) malam di Hotel Mulia, Jakarta. Bekerja sama dengan perusahaan serat alam selulosa dari pohon eukaliptus itu, Merdi juga menggunakan benang produksi South Pacific Viscose: Viskos, Modal, dan Tencel. Bukan sekadar memakai serat dari sponsor, Merdi ingin mendapatkan ulos yang lebih nyaman dikenakan dalam berbagai kesempatan.

Ulos

Tema pergelaran ini ”Partonun”, berasal dari kata dalam bahasa Tapanuli yang berarti ”perempuan-perempuan penenun”. Melalui tangan para penenun itu, Merdi menampilkan ulos garapan baru dalam bentuk tenun ikat dan songket.

Ulos parompa sadun, yang biasa dipakai untuk menggendong anak, misalnya, diolah menggunakan benang campuran sutra dan Tencel. Ulos yang lain, abid godang, yang biasa dipakai untuk selimut, bagian ujungnya ditambah tapestry dan manik yang juga ditenun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com