Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Garis Keras di India Protes Valentine

Kompas.com - 14/02/2008, 15:34 WIB

NEW DELHI, KAMIS- Para penganut Hindu garis keras di India menyatakan tak ada cinta untuk hari Valentine. Sejumlah orang melakukan protesnya dengan memblokade jalan di pusat keramaian Kota New Delhi.

Mereka juga membakar kartu ucapan Valentine dan menyanyikan lagu "Down with Valentine". Tak jauh dari kota Lucknow, para ekstrimis bahkan mengancam akan menyerang pasangan yang ditemukan tengah merayakan Valentine. "Kami dengan keras melawan hari Valentine, karena kami punya budaya sendiri dalam mencintai dan menyayangi," kata Sapan Dutta, pimpinan wilayah garis keras Kelompok Shiv Sena.

Orang-orang yang menenteng Valentine ini mengatakan akan mempertahankan nilai-nilai tradisional India dari pengaruh budaya barat yang telah menjadi perayaan tahunan. Tetapi mereka hanya tampak seperti kelompok yang kalah di pusat Kota India. Sebab, di kawasan itu secara ekonomi telah dikuasai oleh budaya barat, seperti makanan cepat saji, MTV dan tentu saja Valentine.

Toko-toko juga menyediakan stok kartu Valentine dan Coklat, penjual mawar merah meraup keuntungan dan restoran-restoran menawarkan paket romantis spesial. "Relawan-relawan kami akan melakukan pemeriksaan di taman, hotel-hotel dan restoran serta menangkap anak muda yang tengah bermesraan ataupun berjalan dengan bergandengan tangan," ujar Vijay Tiwari, aktivis Shiv Sena di Lucknow.

Beberapa media India berbahasa Inggris menempatkan cerita Valentine di halaman depan pada hari Kamis (14/2) ini. The Times of India memberitakan bahwa aparat keamanan akan berkeliling Universitas New Delhi untuk menjaga kebun mawar agar para remaja tidak memetik bunga di kebun tersebut. Hindustan Times menyebutkan dokter-dokter menyarankan masyarakat agar tidak melakukan tindakan menyimpang seperti penyalahgunaan obat-obatan pada perayaan Valentine.

Sementara itu, aparat kepolisian di Lucknow mengatakan, akan menghentikan berbagai tindakan intimidasi. "Kami tidak akan membiarkan setiap orang melakukan aturannya sendiri atas nama kebijakan budaya," kata Brij Lal, pejabat polisi senior. (ING/AP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com